Sunday, May 20, 2012

PARTNER IN LEARNING



Membaca slogan yang dipakai oleh Microsoft yaitu "MICROSOFT PARTNERS IN LEARNING "sedikit akan saya sampaikan salah satu model pembelajaran yang terinspirasi oleh slogan Microsoft tersebut.Dan semoga model pembelajaran ini dapat menginspirasi teman - teman pendidik untuk bisa mempraktekan serta meniru kegiatan yang dilakukan oleh Microsoft Indonesia. Berbicara mengenai teknik/model pembelajaran tentunya akan banyak sekali kriteria-kriteria yang harus dipenuhi, namun melalui pemahaman yang komprehensif setidaknya jenis-jenis model pembelajaran yang telah diungkapkan oleh Bruce Joyce dalam bukunya “Model of Teaching” dapat kita pahami sedikit demi sedikit, diantara model pembelajaran menurutnya yaitu Partner in Learning.
Apa dan bagaimana sebenarnya partner in learning itu sedikit catatan dari teman saya ini semoga dapat memahaminya.


I Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses komunikasi merupakan suatu bentuk interaksi timbal balik antara guru sebagai komunikator dan subjek didik, guru sebagai komunikator dalam mengembangkan ide atau konsep. Salah satu komponen komunikasi yang terpenting adalah pesan dalam bentuk materi pelajaran. Materi pelajaran akan sampai pada anak didik melalui proses komunikasi apabila menggunakan teknik dan persiapan yang matang. Kemampuan guru dalam memilih teknik, metode serta ketepatan mempergunakannya akan memberikan kontribusi secara maksimal terhadap keberhasilan belajar anak didik.
Pada umumnya para pengajar dalam proses kegiatan pembelajaran di sekolah formal biasa menggunakan metode ceramah sehingga membuat kejenuhan para peserta didik di sekolah tersebut metode ceramah ini memang mudah dilaksanakan oleh para pengajar atau guru dalam menyampaikan kegiatan pembelajaran di sekolah, namun para peserta didik kadang-kadang ada kejenuhan dalam menerima materi pembelajaran dengan metode yang monoton.
Berdasarkan pengalaman tersebut maka untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam pembelajaran IPS SD dengan menggunakan model “Partner in learning”.
Kurangnya motivasi dan jenuhnya siswa terhadap pelajaran IPA Fisika maka tidak mengembangkan kemampuannya secara optimal untuk mempelajari IPA Fisika. Untuk itu guru mengambil langkah-langkah atau cara untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam pembelajaran IPA. Yaitu dengan model yang tepat sepeti “Partner in learning”.
PARTNER IN LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DI SMP
1  Pengertian
Partner in learning adalah cara tukar pikiran antara dua orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok kecil, yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Atau  Partner in learning juga bisa disebut suatu proses kerja sama yang dilakukan oleh baik antar individu maupun antar kelompok, yang saling penuh perhatian dan penghargaan sesama anggota untuk mencapai tujuan bersama
Berdasarkan batasan ini, pembelajaran kolaborasi menekankan pentingnya pengembangan belajar secara bermakna dan pemecahan masalah secara  intelektual serta pengembangan aspek sosial.
Pembelajaran Parner in learning merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran Partner in learning dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok kecil. Tetapi belajar Partner in learning lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok (Sugandi, 2002:14).
Partner in learning telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar siswa, membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri, serta meningkatkan kemampuan akademik melalui aktivitas kelompok. Dalam model Partner in learning terdapat saling ketergantungan positif di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar berpusat pada siswa dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan saling mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar yang efektif, siswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir, serta mampu membangun hubungan interpersonal.
Model Partner in learning memungkinkan semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar. Hubungan kerja seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat dilakukan siswa untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan dirinya secara individu dan andil dari anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok. Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong, yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, evaluasi proses kelompok.
Karakteristik model Partner in learning diantaranya: siswa bekerja dalam kelompok kecil 2-5 orang untuk menguasai materi akademis; anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi; jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok Partner in learning berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin; sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada individu.
2 Tahapan keterampilan yang harus ada dalam model Partner in learning yaitu:
Terdapat empat tahapan keterampilan yang harus ada dalam model Partner in learningyaitu:
a)      Forming (pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk membentuk   kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan norma.
b)      Functioniong (pengaturan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan membina hubungan kerja sama diantara anggota kelompok.
c)      Formating (perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan
d)      Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik kognitif, mencari lebih banyak informasi, dan mengkomunikasikan pemikiran untuk memperoleh kesimpulan.
3  Prinsip-prinsip Partner in leraning
Pembelajaran Partner in learning menekankan adanya prinsip-prinsip kerja. Prinsip-prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam model Partner in learning tersebut adalah sebagai berikut.
1)   setiap anggota melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan   saling ketergantungan;
2)   individu-individu bertanggung jawab atas dasar belajar dan perilaku masing masing;
3)   keterampilan kooperatif dibelajarkan, dipraktekkan dan balikan (feedback)  diberikan berdasarkan bagaimana sebaiknya latihan keterampilan tersebut diterapkan; dan
4)   kelas atau kelompok didorong ke arah terjadinya pelaksanaan suatu aktivitas kerja kelompok yang kohesif.
4  Langkah-langkah model Partner in learning
1. Tahap Persiapan
a. Merumuskan tujuan pembelajaran
b. Merumuskan permasalahan dengan jelas dan ringkas.
c. Mempertimbangkan karakteristik anak dengan benar.
d. Menyiapkan kerangka yang akan diskusikan
e. Menyiapkan fasilitas, meliputi:
(1) menggandakan bahan diskusi,
(2) menentukan dan mendisain tempat,
(3) mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
2. Tahap pelaksanaan
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Menyampaikan pokok-pokok yang akan didiskusikan.
c. Menjelaskan prosedur diskusi.
d. Mengatur kelompok-kelompok diskusi
e. Melaksanakan diskusi.
3. Tahap penutup
a. Memberi kesempatan kelompok untuk melaporkan hasil.
b. Memberi kesempatan kelompok untuk menanggapi.
c. Memberikan umpan balik.
d. Menyimpulkan hasil diskusi.
II. 5  Keunggulan dari Model Partner in learning
Ada beberapa keunggulan yang dapat diperoleh melalui pembelajaran     Partner in learning menurut Hill & Hill (1993) berkenaan dengan:
1) prestasi belajar lebih tinggi;
2) pemahaman lebih mendalam;
3) belajar lebih menyenangkan;
4) mengembangkan keterampilan kepemimpinan;
5) meningkatkan sikap positif;
6) meningkatkan harga diri;
7) belajar secara inklusif;
8) merasa saling memiliki; dan
9) mengembangkan keterampilan masa depan
Kegiatan pembelajaran Partner in learning diarahkan untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan (habits) untuk memahami apa yang dipelajari, sikap ingin melakukan sesuatu, dan keterampilan bagaimana melakukan sesuatu. Hal ini sejalan dengan pandangan (Covey, dalam Medsker & Holdsworth, 2001) yang menyatakan bahwa sikap mencakup tiga hal pokok, yaitu:
1) pengetahuan atau knowledge (the what, where, when, dan why),
2) sikap atau attitudes (the want to), dan
3) keterampilan atau skills (the how to).
Pembelajaran Partner in learning merupakan suatu prosedur pembelajaran dalam hal ini para pebelajar belajar bersama secara berkelompok dan diarahkan untuk mencapai tujuan secara kolektif (Cruickshank, Jenkins, & Metcalf, 2006).
Model Partner in learning adalah khas di antara model-model pembelajaran karena menggunakan suatu struktur tugas dan penghargaan yang berbeda untuk meningkatkan pembelajaran siswa. Struktur tugas memaksa siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil. Sistem penghargaan mengakui usaha bersama, sama baiknya seperti usaha individual.
Model Partner in learning berkembang dari kebiasaan pendidikan yang menekankan pada pemikiran demokratis dan latihan atau praktek, pembelajaran aktif, lingkungan pembelajaran yang kooperatif dan menghormati adanya perbedaan budaya masyarakat yang bermacam-macam.
Model Partner in learning bertujuan agar terdapat efek (pengaruh) di luar pembelajaran akademik, khususnya peningkatan penerimaan antarkelompok serta keterampilan sosial dan keterampilan kelompok.
Dasar-dasar teoretis dan empiris mendukung penggunaan model Partner in learning untuk tujuan pendidikan berikut: mendapatkan tingkah laku kooperatif, hasil kerja teoreitis dan memperbaiki hubungan-hubungan yang tidak harmonis.
6 Penerapan Partner in learning
Perencanaan tugas berkaitan dengan model Partner in learning, yang menekankan pada pengorganisasian siswa untuk kelompok kerja kecil, dan menggunakan materi pembelajaran yang beragam untuk digunakan selama kelompok-kelompok kerja (kelompok belajar) berlangsung. Tak peduli pendekatannya, Partner in learning dicirikan dengan kerja siswa dalam kelompok kecil, dan berorientasi pada adanya penghargaan kelompok.
Memimpin Partner in learning mengubah peranan guru dari sebagai pusat pembicara atau pembicara utama menjadi choreographer dalam aktivitas kelompok kecil. Kelompok kerja kecil menimbulkan suatu tantangan pengelolaan bagi guru. Guru harus membantu siswa melakukan transisi di dalam kelompok kecil mereka, mengatur kelompok kerja mereka, dan mengajarkan keterampilan penting, yakni keterampilan sosial dan keterampilan kelompok.

PENUTUP
1  Kesimpulan
Partner in learning merupakan cara tukar pikiran antara dua orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok kecil, yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Kegiatan ini harus dilatihkan kepada para siswa untuk menanamkan sikap demokratis dalam pemecahan masalah. Agar siswa dapat berlatih. Oleh karena itu, guru harus menguasai keterampilan ini, agar dapat menjadi contoh bagi siswa.. . Dalam Partner in learning dan perorangan terjadi hubungan interpersonal yang akrab antara guru-siswa maupun antarsiswa. Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara, kemampuan, dan minat masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
http://berlian100.wordpress.com/2009/03/06/strategi-pembelajaran-2/

0 comments:

Post a Comment