This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday, October 31, 2012

Pengumuman Pemenang Lomba dan Sayembara serta Penghargaan Bahasa dan Sastra pada Acara Bulan Bahasa dan Sastra 2012



   1. Sayembara Penulisan Cerita Pendek bagi Remaja      Tingkat Nasional
  a. Pemenang I: Ambar Fidianingsih, Yogyakarta dengan cerpen yang berjudul “Matahari  Segitiga”
  b. Pemenang II: Ryan Azhari Rivadana, Riau dengan cerpen yang berjudul “Bangku Kayu”
  c. Pemenang III: Suci Nurani Wulandari, Yogyakarta dengan cerpen yang  berjudul“Tetap Ada dan Tinggal”
  d. Pemenang Harapan I: Reny Roswita Nazar, Riau dengan cerpen yang berjudul “Gadis Penjual Koran”
  e. Pemenang Harapan II: Beladiena Herdiani, Yogyakarta dengan cerpen yang berjudul “Pengamen Bisu”
  f. Pemenang Harapan III: Tiara Padila, Kalimantan Barat dengan cerpen yang berjudul “Di Atas Kapuas”
    2. Festival Musikalisasi Puisi Tingkat SLTA Se-Jabodetabek
        a. Penampil Terbaik I: Grup Musikalisasi Puisi SMAK 5 Penabur Jakarta
        b. Penampil Terbaik II: Grup Musikalisasi Puisi SMA Korpri Bekasi
        c. Penampil Terbaik III: Grup Musikalisasi Puisi SMA Negeri 6 Depok
        d. Penampil Terbaik IV: Grup Musikalisasi Puisi SMA Perguruan Advent 1 Jakarta
        e. Penampil Terbaik V: Grup Musikalisasi Puisi SMA Negeri 27 Jakarta
        f. Penampil Terbaik VI: Grup Musikalisasi Puisi SMA Negeri 115 Jakarta
    3. Debat Bahasa Antarmahasiswa Se-Jabodetabek dan Banten
a. Pemenang I: Program Studi Bahasa Indonesia, Universitas Indonesia
b. Pemenang II: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas  Negeri Jakarta
                c. Pemenang III: Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Indraprasta PGRI
 d. Pemenang Harapan I: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
 e. Pemenang Harapan II: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,  Universitas Indraprasta PGRI
 f. Pemenang Harapan III: Program Studi Sastra Daerah untuk Sastra Jawa, Universitas Indonesia
    4. Lomba Blog Kebahasaan dan Kesastraan Tingkat Nasional
        a. Pemenang I: Drs. Sawali, M.Pd. (Kendal)
        b. Pemenang II: Bekti Patria Dwi Hastuti, S.S. (Madiun)
        c. Pemenang III: R. Kusdaryoko, S.Pd. (Banjarnegara)
        d. Pemenang Harapan I: Sabjan Badio (jogja)
        e. Pemenang Harapan II: Ferina Meliasanti (Subang)
        f. Pemenang Harapan III: Ahlul Hukmi (Riau)
5. Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasiona
      a. Pemenang I    : I Gede Wahyu Adi Raditya dan Kadek Ridoi Rahayu dari Provinsi Bali
      b. Pemenang II    : Afri Meldam dan Siska Amelia Maldin dari Provinsi Sumatra Barat
      c. Pemenang III    : Hendry Rifa’i dan Dhian Kurniawati dari Provinsi DKI Jakarta
      d. Pemenang Harapan I    : Panji Saputra dan Mita Devi Ayu Hafsari dari Provinsi Jawa Tengah
      e. Pemenang Harapan II    : Fajar Santoso dan Erdin Juwita P. dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
       f. Pemenang Harapan III    : Dellon Kuswari dan Meila Rosianika dari Provinsi Jambi

    6. Lomba Keterampilan Berbahasa Indonesia bagi Peserta BIPA
        a. Pemenang I    : Zhang Dongdong dari China
        b. Pemenang II    : Wei Yan dari China
        c. Pemenang III    : Ulviyya Khalilova dari Azerbaijan
    7. Sayembara Penulisan Proposal Penelitian Kebahasaan, Kesastraan, dan Pengajaran bagi  Mahasiswa Tingkat Nasional
           A. Kebahasaan
  1. Terbaik I : Novi Pamelasari, mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul proposal penelitian “Kandungan Nilai Kearifan Lokal dalam Leksikon Batik Trusmi (Kajian Etnolinguistik)”
  2. Terbaik II : Jaenudin, mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul proposal penelitian “Nama Perkakas Berbahan Bambu dalam Bahasa Sunda di Desa Prapatan, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang (Kajian Ekolinguistik)”
  3. Terbaik III : Nurul Purwaning Ayu, mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul proposal penelitian “Konsep Hidup dan Mati dalam Leksikon Upacara Adat Khaul Buyut Tambi, Indramayu (Sebuah Kajian Etnolinguistik)”
      
            B. Kesastraan
a. Terbaik I :  Farhana Aulia, mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra  dan Seni, Universitas Sebelas Maret dengan judul proposal penelitian “Hikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks dan Analisi Sastra”
b. Terbaik II : Erlita Budi Antari, mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto dengan judul proposal penelitian “Nasionalisme Ideal Anak pada Novel Anak Mimpi Sang Garuda karya Benny Rhamdani; King karya Iwok Abqari; dan Sebelas Patriot karya Andrea Hirata”
c. Terbaik III : Wahyu Awaludin, mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia dengan judul proposal penelitian “Gambaran Korupsi dan Perlawanan terhadapnya dalam Novel Indonesia Pascareformasi: Kepengarangan dan Analisis Struktural Novel Negeri Para Bedebah karya Tere Liye dan 86 karya Okky Madasari”
         C. Pengajaran
a. Terbaik I : Selly Nurlaely Purnama Sari, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul proposal penelitian “Peranan Konsep Diri dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Jenjang Sekolah Dasar sebagai Upaya Sosialisasi Pendidikan Berkeadilan Gender: Analisis Wacana Kritis”
b. Terbaik II : Eka Retnaningsih, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang dengan judul proposal penelitian “Peningkatan Keterampilan menyimak Dongeng Menggunakan Media Audio dengan Strategi Membangkitkan Rasa Ingin Tahu pada Siswa Kelas VIIA, SMP Negeri 1 Winong, Kabupaten Pati”
c. Terbaik III : Eva Khofiyana, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret dengan judul proposal penelitian “Aspek Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Novel Biografi Anak Sejuta Bintang dan Sepatu Dahlan sebagai Bahan Ajar Membaca Biografi Berbasis Pendidikan Karakter (Tinjauan Sosiologi Sastra)”
II. Penghargaan Badan Bahasa Tahun 2012
    1.  Oka Rusmini atas novelnya yang berjudul Tempurung
    2.  Dewi Lestari atas kumpulan cerita yang berjudul Madre
    3.  Eka Budianta atas buku puisi yang berjudul Langit Pilihan
III. Penghargaan Sastra Pendidik Tahun 2012
     1. Pemenang I   : Mezra E. Pellondou, S.Pd., M.Hum.
                                Guru SMA Negeri 1 Kupang
                                Jalan Cak Doko No. 59, Kupang
     2. Pemenang II  : Tri Astoto, S.Pd., M.Pd.
                                Guru SMP Negeri 10 Pare-Pare
                                Jalan Bau Massepe No. 474
                                 Sulawesi Selatan
     3. Pemenang III : Triman Laksana
                                Guru SD Negeri Pabelan 2
                                 Kalangan, Pabelan Mungkid
                                 Magelang
                                 Jawa Tengah
IV. Penghargaan Penggunaan Bahasa Indonesia di Media Massa Cetak Tingkat Nasional
      a. Peringkat 1    :  Kompas (Jakarta)
      b. Peringkat 2    :  Media Indonesia (Jakarta)
      c. Peringkat 3    :  Seputar Indonesia (Jakarta)
      d. Peringkat 4    :  Koran Tempo (Jakarta)
      e. Peringkat 5    :  Indopos (Jakarta)
      f. Peringkat 6    :  Kontan (Jakarta)
      g. Peringkat 7    :  Pikiran Rakyat (Bandung)
      h. Peringkat 8    :  Warta Kota (Jakarta)
      i. Peringkat 9    :  Top Skor (Jakarta)
      j. Peringkat 10  :  Rakyat Bengkulu (Bengkulu)

                                                                                         Jakarta, 30 Oktober 2012


                                                                                         Dr. Fairul Zabadi
                                                                                         Ketua Bulan Bahasa dan Sastra 2012

Tuesday, October 30, 2012

James Bond 007 Skyfall

LONDON, (PRLM).- Film baru James Bond Skyfall menjadi film Bond dengan pendapatan terbesar di akhir pekan pembukaan, menurut angka yang dirilis Sony Pictures.
Skyfall mulai diputar di Inggris Jumat pekan lalu dan mencetak pendapatan £20,1 juta (Rp309,3 miliar), menjadikannya sebagai film dengan pendapatan terbesar di pekan pembukaan sepanjang 2012 dan yang ketiga sepanjang sejarah.
Namun Skyfall masih belum mampu menandingi pendapatan dari film Harry Potter and The Deathly Hallows Part 2. Sekuel terakhir Harry Potter dalam 3D mencetak £23 juta di akhir pekan pertama.
Skyfall juga masih berada di belakang Toy Story 3, yang mencetak £21,2 juta di akhir pekan pembukaan menurut Screen Daily, meski film animasi itu diuntungkan oleh pemutaran perdana selama empat hari.
Michael G Wilson dan Barbara Broccoli, produser dari film 007 ke-23 itu mengatakan, "Kami sangat senang dengan reaksi terhadap Skyfall akhir pekan ini. Hal ini sangat menggembirakan karena Inggris adalah tanah kelahiran James Bond dan tahun ini adalah peringatan ke 50 tahun film tersebut."
James Bond adalah waralaba film terlama dalam sejarah. Film yang juga dibintangi oleh Dame Judi Dench dan Javier Bardem itu diputar di 587 bioskop di Inggris dan Irlandia dan baru akan diputar di AS pada 9 November.
Skyfall juga menandai debut sutradara Sam Mendes dan kembalinya Daniel Craig sebagai agen 007 untuk ketiga kalinya, sesudah sukses dengan Casino Royale dan Quantum of Solace.
Ia telah menandatangani kontrak untuk membintangi dua film Bond lainnya.
Pekan lalu, The Hollywood Reporter mengungkap bahwa salah satu penulis Skyfall, John Logan, telah mulai menulis cerita Bond asli dua babak, yang tidak berdasarkan pada karya pengarang asli Ian Fleming.
Logan sebelumnya menggarap naskah film Hugo dan The Aviator karya sutradara Martin Scorcese dan Gladiator karya Ridley Scott.

Thursday, October 11, 2012

Guru Profesional dan Problematikanya


Guru profesional tidak hanya menguasai bidang ilmu, bahan ajar, dan  metode, akan tetapi seorang guru profesional dituntut mampu memotivasi peserta didik, memiliki keterampilan yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan. Tetapi guru profesional juga harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang makna hidup dan kehidupan dalam masyarakat. Pemahaman ini akan melandasi pola pikir dan pola kerja guru serta loyalitasnya terhadap profesi pendidikan. Dalam implementasi proses belajar mengajar guru harus mampu mengembangkan budaya organisasi kelas, dan iklim organisasi pengajaran yang bermakna, kreatif dan dinamis, bergairah, dialogis sehingga menyenangkan bagi peserta didik sesuai dengan tuntutan Undang-Undang Sisdiknas (UU No. 20 Tahun 2003 pasal 40 ayat 2 a).
Arifin (2001), mengemukakan bahwa guru Indonesia yang profesional dipersyaratkan mempunyai; (1) dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan terhadap masyarakat teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21; (2) penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan paktis pendidikan yaitu ilmu pendidikan sebagai ilmu praktis bukan hanya merupakan konsep-konsep belaka. Pendidikan merupakan proses yang terjadi di lapangan dan bersifat ilmiah, serta riset pendidikan hendaknya diarahkan pada paktis pendidikan masyarakat Indonesia; (3) pengembangan kemampuan profesional berkesinambungan, profesi guru merupakan profesi yang berkembang terus menerus dan berkesinambungan antara LPTK dengan praktek pendidikan. Kekerdilan profesi guru dan ilmu pendidikan disebabkan terputusnya program pre-service dan in-service  karena pertimbangan birokrasi yang kaku atau manajemen pendidikan yang masih lemah belum menyentuh dan mengangkat permasalahan di lapangan.
Dalam kaitannya dengan kegiatan pendidikan, unsur yang sangat menentukan ketercapaian tujuan adalah guru. Guru merupakan komponen yang layak mendapat perhatian karena baik ditinjau dari segi posisi yang ditempati dalam struktur organisasi pendidikan maupun dilihat dari tugas yang diemban, guru merupakan pelaksana terdepan yang menentukan dan mewarnai proses belajar mengajar serta kualitas pendidikan umumnya.                                                  
Ditemukan dalam berbagai studi Suryadi (2003), bahwa profesionalisme guru secara konsinten menjadi salah satu faktor terpenting dari mutu pendidikan. Dalam studi-studi itu, guru yang profesional mampu membelajarkan murid secara efektif sesuai dengan kendala sumber daya dan lingkungan. Namun, untuk menghasilkan guru yang profesional juga bukanlah tugas yang mudah. Lebih-lebih untuk lembaga pendidikan yang bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya dalam hal perkembangan profesionalisme guru.           
Pengembangan profesionalisme guru dan yang menumbuhkan guru, mempersyaratkan iklim kerja yang sehat sehingga guru dapat tumbuh secara personal dan profesional. Keterlibatan guru bukan hanya dalam struktur hirarkis, melainkan juga keterlibatan secara psikologis, sehingga guru merasa diakui, bertanggung jawab dan merasa memiliki sekolah secara utuh. Guru sebagai pendidik mempunyai posisi strategis, ia mempunyai pengaruh langsung terhadap proses belajar mengajar siswa. Kualitas proses hasil belajar pada akhirnya ditentukan oleh kualitas pertemuan antara guru dan siswa. Ilmu mereka serta  keterampilan yang dimilikinya akan diteruskan dan akan menjadi alat pengembangan dan pendewasaan anak didiknya, sehingga kualitas pendidikan lulusan suatu sekolah sering kali dipandang tergantung kepada peranan gurunya dan pengelolaan komponen yang terkait dalam proses belajar mengajar.
Mengingat peran guru yang strategis dalam menentukan kualitas pendidikan, maka diperlukan syarat-syarat kepribadian dan kemampuan profesional dengan berbagai kapasitas sebagai pendidik. Menurut Suryadi (dalam Asiatun dan Komariah, 2004), guru yang berkualitas paling tidak memiliki empat kriteria utama yaitu: (1) kemampuan profesional (professional capasity), (2) upaya profesional (professional effort), (3) waktu yang dicurahkan dalam kegiatan profesional (time devotion), dan (4) imbalan atas hasil kerjanya (professional rent).
Untuk itulah, dalam rangka peningkatan dan pengembangan profesionalisme guru diperlukan penelitian kebijakan yang memberikan solusi kebijakan yang strategis untuk mewujudkan guru yang bermutu, profesional, produktif profesionalisme dan memiliki komitmen yang tinggi. Hal ini untuk mengurangi kemerosotan dan penurunan mutu guru yang selama ini menjadi salah satu problem yang perlu untuk dihadapi bersama.

Wednesday, October 10, 2012

Faktor penyebab rendahnya minat baca



Pada abad ini hampir di segala sektor kehidupan terjadi perubahan yang sangat cepat, bahkan hampir tak terduga. Supaya semua perubahan tersebut segera dapat diketahui seseorang harus memperoleh informasi dari sumber manapun. Kemampuan yang harus dimiliki untuk melakukan itu semua adalah kemampuan membaca. Kemampuan membaca tersebut bukan sekadar dapat membaca, melainkan membaca secara cepat, apalagi sumber informasi digital dan elektronis yang sekarang ini semakin pesat.
Menurut Baldridge (1979), setiap calon cendekiawan abad modern ini dituntut untuk membaca 850.000 kata/menit. Jika seseorang hanya mampu membaca 250 kata/menit, dalam seminggu ia harus membaca kira-kira 56 jam, artinya 8 jam/hari. Sungguh dramatis, bukankah hidup ini tidak hanya diabdikan untuk membaca? Masih banyak tugas lain yang lebih penting daripada itu. Agar seseorang dapat memanfaatkan waktu dengan efisien, sekali lagi seseorang perlu memiliki keterampilan membaca cepat. Kemampuan membaca cepat ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan sesuai dengan tujuan dan manfaat yang ditetapkan.
Kenyataan menunjukkan bahwa semakin berkembang karier seseorang tuntutan untuk membaca juga semakin besar, padahal waktu yang tersedia semakin terbatas. Semua harus berpacu dengan informasi dan gagasan yang setiap hari membanjiri meja kerjanya. Informasi yang membanjir akan memperbudaknya apabila ia tidak terampil membaca cepat. Sementara itu, masih terdengar keluhan bahwa kemampuan membaca buku-buku para mahasiswa Indonesia terlalu lemah. Mereka terlalu lama menyelesaikan pembacaan buku-buku, bahkan buku-buku yang tipis sekalipun. Hal itu terjadi bukan hanya karena kesalahan mereka. Sewaktu bersekolah di Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar mereka memang diajari membaca, mengenali kata, mengejanya, dan seterusnya. Ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama mereka tidak lagi diajari cara membaca yang benar. Salah satunya adalah cara membaca cepat yang benar.
Tampaknya terdapat berbagai sebab mengapa kemampuan membaca para siswa kita rendah .Faktor yang dimaksud dapat berasal dari dalam maupun dari luar siswa. Faktor dari dalam berarti faktor dari siswa. Mereka mempunyai kebiasaan ‘menunda atau interupsi, mengulangi pembacaan, vokalisasi dan subvokalisasi. Sedangkan faktor dari luar misalnya dari guru. Guru kurang tepat dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran. Secara tidak langsung hal tersebut akan semakin membuat kemampuan membaca para siswa semakin rendah dan ini berarti semakin memperbesar ketidak berhasilan pembelajaran membaca cepat.

Thursday, October 4, 2012

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

                                                            7 Aspek Kompetensi Pedagogik Guru
Kata 'Pedagogik' tidak akan asing di telinga guru, tetapi apakah semua guru memahami apa yang dimaksud dengan Kompetensi Pedagogik walau sebenarnya sudah pernah di lakukannya. Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi Pedagogik menjadi salah satu jenis kompetensi yang harus dikuasai guru.

Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya. Penguasaan Kompetensi Pedagogik disertai dengan profesional akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didik.

Kompetensi Pedagogik diperoleh melalui upaya belajar secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan (pendidikan calon guru) maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat, minat dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang bersangkutan.

Kompetensi Pedagogik yang menjadi salah satu materi yang diujikan dalam peniliaan kinerja guru, terdiri dari 7 aspek. Berikut adalah 7 aspek Kompetensi Pedagogik yang dikutip dari Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PK Guru):

1. Mengenal Karakteristik Peserta Didik
Dalam aspek ini guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik peserta didik secara umum dan khusus untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik peserta didik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya. Beberapa indikator yang muncul dari penguasaan karakter peserta didik diantaranya:

  • Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya,
  • Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran,
  • Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda,
  • Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya,
  • Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik,
  • Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak termarjinalkan (tersisihkan, diolok‐olok, minder, dsb).

2. Menguasai Teori Belajar dan Prinsip‐prinsip Pembelajaran
Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dan efektif sesuai dengan standar kompetensi guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mampu memotivasi mereka untuk belajar. Indikator yang harus tampak dari aspek ini adalah:
  • Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi,
  • Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman tersebut,
  • Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran,
  • Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar peserta didik,
  • Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik,
  • Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya.

3. Mampu Mengembangkan Kurikulum
Dalam mengembangkan kurikulum guru harus mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum dan membuat serta menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. Guru mampu memilih, menyusun, dan menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru akan nampak mampu mengembangkan kurikulum jika:
  • Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum,
  • Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan,
  • Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran,
  • Guru memilih materi pembelajaran yang: (1) sesuai dengan tujuan pembelajaran, (2) tepat dan mutakhir, (3) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, (4) dapat dilaksanakan di kelas dan (5) sesuai dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik.
4. Menciptakan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakter peserta didik. Guru mampu menyusun dan menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran. Indikator dari aspek ini adalah:
  • Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya,
  • Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan,
  • Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik,
  • Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan semata‐mata kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju/tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan tentang jawaban yamg benar,
  • Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik,
  • Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian peserta didik,
  • Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat termanfaatkan secara produktif,
  • Guru mampu audio‐visual (termasuk tik) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas,
  • Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain,
  • Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk membantu proses belajar peserta didik. Sebagaicontoh: guru menambah informasi baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi sebelumnya, dan
  • Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio‐visual (termasuk tik) untuk meningkatkan motivasi belajar pesertadidik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
5. Mengembangkan Potensi Peserta Didik
Guru dapat menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik dan mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui program pembelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka. Kemampuan mengembangkan postensi peserta didik ini akan nampak jika:
  • Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian terhadap setiap peserta didik untuk mengetahui tingkat kemajuan masing‐masing.
  • Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing‐masing.
  • Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta didik.
  • Guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dengan memberikan perhatian kepada setiap individu.
  • Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik.
  • Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara belajarnya masing-masing.
  • Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik dan mendorongnya untuk memahami dan menggunakan informasi yang disampaikan.
6. Melakukan Komunikasi dengan Peserta Didik
Yang dimaksud adalah guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru mampu memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan peserta didik. Berikut indikator adalah indikatornya:
  • Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka.
  • Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan peserta didik, tanpamenginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk membantu atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut.
  • Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya.
  • Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antarpeserta didik.
  • Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik.
  • Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan meresponnya secara lengkap danrelevan untuk menghilangkan kebingungan pada peserta didik.
7. Menilai dan Mengevaluasi Pembelajaran
Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas proses dan hasil belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. Guru mampu menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses pembelajarannya. Kemampuan dalam aspek ini akan terlihat ketika:
  • Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP.
  • Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari.
  • Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing‐masing peserta didik untuk keperluan remedial dan pengayaan.
  • Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi tambahan, dan sebagainya.
  • Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.
Sumber: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2012/01/29/kompetensi-pedagogilk-guru/

Wednesday, October 3, 2012

Bulan Bahasa dan Sastra 2012



Bulan Bahasa dan Sastra 2012

acebook

Latar Belakang

Tantangan kehidupan global yang kita hadapi saat ini mengharuskan kita untuk lebih memperkuat kerukunan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Penguat­an kerukunan ini menjadi suatu keharusan agar bangsa Indonesia dapat tetap bersatu dan eksis di tengah-tengah derasnya arus kehidupan dan budaya global. Bangsa yang hidup rukun tidak saja bangsa yang mampu memperlihat­kan jati diri dan kepribadian yang kuat, tetapi juga penuh tanggung jawab, jujur, disiplin, berkualitas, dan mem­punyai kompetensi yang tinggi.

Terkait dengan hal tersebut, bahasa Indonesia—termasuk sastra di dalamnya—memegang peranan yang amat penting dalam membentuk kerukunan hidup ber­masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Mencintai bahasa Indonesia berarti juga mencintai bangsa Indonesia karena bahasa pada hakikatnya bahasa merupakan simbol iden­ti­tas bangsa yang juga dapat mencerminkan karakter bang­sa. Karakter yang bertumpu pada kecintaan dan kebangga­an terhadap bahasa dan bangsa seperti itu pada dasarnya juga merupakan refleksi dari kecintaan dan kebanggaan ter­ha­dap Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai pilarnya.
Bahasa juga menunjukkan bangsa. Ungkapan itu ju­ga berarti bahwa bahasa menunjukkan jati diri yang di­harap­kan dapat mempersatukan penuturnya dalam wujud ke­hidup­­an yang rukun dan damai, baik dalam hidup ber­masya­rakat, berbangsa, maupun bernegara. Pada sisi lain, karya sastra juga mengandung nilai-nilai kearifan yang mam­pu memperhalus akal budi dan mempertajam etika dan daya estetika. Nilai-nilai yang ada dalam karya sastra itu dapat menjadi patokan dan dasar dalam menciptakan ke­rukunan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan ber­negara. Oleh karena itu, kemampuan mengapresiasi karya sastra juga berperan penting dalam membangun manusia yang berbudi luhur, bertenggang rasa, dan arif dalam mengatasi persoalan dan tantangan zaman.
Tema
Sejalan dengan latar belakang tersebut, kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra 2012 dilaksanakan dengan me­ngu­sung tema “Bahasa Indonesia Perekat Kerukunan Hidup Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara”.
Tujuan
Untuk mewujudkan tema tersebut, kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra 2012 bertujuan menumbuhkembangkan ke­cinta­an masyarakat terhadap bahasa dan sastra Indonesia dalam rangka mempererat kerukunan hidup ber­masyarakat, ber­bangsa, dan bernegara menuju masyarakat Indonesia yang berkarakter dan berdaya saing tinggi.
Kegiatan
Selaras dengan tujuan Bulan Bahasa dan Sastra 2012, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyeleng­gara­kan sepuluh kegiatan berikut.
  1. Pemberian Penghargaan Adibahasa
Adibahasa merupakan penghargaan yang diberikan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa ter­­hadap pemerintah provinsi yang menunjukkan ke­sung­­guhan­nya dalam pengutamaan penggunaan bahasa Indonesia di tempat-tempat umum dan di da­lam ranah ke­dinasan. Proses penilaiannya akan dilaku­kan oleh pa­nitia khusus terhadap (1) peng­gunaan ba­hasa di tem­pat-tempat umum, (2) peng­gunaan bahasa Indonesia di dalam tata naskah dinas, (3) keaktifan pemerintah provinsi dalam mendukung kegiatan ke­bahasaan dan kesastraan di wilayah masing-masing, dan (4) keter­se­dia­an peraturan per­undang-undangan pada tingkat pro­vinsi yang terkait dengan pengaturan masalah ke­ba­hasaan dan kesas­tra­an di wilayahnya masing-masing.
  1. Penilaian Penggunaan Bahasa Indonesia di Media Massa Cetak (Tingkat Nasional)
Media massa sering dijadikan sebagai barometer da­lam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar oleh masyarakat. Namun, pada kenyataannya belum se­luruh media massa dapat dijadikan sebagai contoh dalam penggunaan bahasa Indonesia. Oleh ka­rena itu, guna mendorong peningkatan mutu peng­gunaan baha­sa Indonesia di media massa, khu­sus­nya media massa cetak, akan dilakukan penilaian terhadap penggunaan bahasa Indonesia di media massa cetak. Penilaian itu ju­ga dilakukan untuk memperoleh pemeringkatan me­dia massa cetak yang menggunakan bahasa Indonesia terbaik.
  1. Debat Bahasa Antarmahasiswa
Di tengah-tengah munculnya berbagai persoalan yang di­hadapi dalam kehidupan global ini, mahasiswa diajak untuk ikut memikirkan persoalan kebahasaan dan ke­sastraan yang terjadi akhir-akhir ini. Terkait dengan itu, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengasah ke­mahir­an ber­bahasa para mahasiswa dalam menge­mu­ka­kan pen­dapat secara kritis dan argumentatif. Se­jalan dengan itu, kegiatan debat bahasa antarmaha­siswa ini juga me­­­rupa­kan ajang bagi para mahasiswa untuk ber­adu argumentasi persoalan kebahasaan dan kesastra­an yang dihadapi saat ini.
  1. Pemilihan Duta Bahasa (Tingkat Nasional)
Peran para pemuda dalam membangun semangat dan konsep kebangsaan telah terbukti nyata sejak dicetus­kan­nya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Semangat dan ketokohan para pemuda itu harus tetap diper­tahan­kan, diperkuat, dan diteruskan kepada generasi mu­­­da masa kini agar semangat kebangsaan itu terus mem­­­­­bara di dada para pemuda Indonesia. Oleh ka­re­na itu, kegiatan duta bahasa dilaksanakan sebagai upaya me­libatkan para pemuda dalam menjaga dan me­­nye­bar­luaskan semangat kebangsaan melalui baha­sa. Di samping itu, kegiatan ini juga dimaksudkan un­tuk me­milih pemuda-pemudi Indonesia yang memiliki ke­mahir­an dalam berbahasa Indonesia dan sikap serta perilakunya dapat dijadikan sebagai teladan.
  1. Parade Mural Cinta Bahasa Indonesia
Di perkotaan cukup banyak ruang publik, seperti tiang-tiang jembatan layang, yang dibiarkan kosong. Ruang seperti itu tidak jarang dimanfaatkan sebagai ajang corat-coret yang kontraproduktif oleh orang-orang yang suka iseng. Padahal, ruang seperti itu dapat di­man­faatkan secara baik untuk mengingatkan kembali perlu­nya mencintai bahasa Indonesia, bahasa ke­bang­sa­an kita. Terkait dengan itu, Badan Bahasa me­nga­jak berbagai pihak untuk mengisi ruang-ruang ko­song itu dengan grafiti kebahasaan atau mural yang berisi im­bau­an atau ajakan untuk mencintai bahasa Indonesia dengan kata-kata bijak.
  1. Sayembara Penulisan Proposal Penelitian Kebahasa­an dan Kesastraan (Tingkat Nasional)
Para mahasiswa S-1 pada umumnya mempunyai ke­wajiban menulis karya ilmiah yang berupa skripsi un­tuk mengakhiri masa studinya. Terkait dengan itu, un­tuk mem­­bantu para mahasiswa dalam menyelesaikan skrip­si­nya, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyelenggarakan sayembara Penulisan Pro­po­sal Penelitian Kebahasaan dan Kesastraan tingkat nasional bagi para mahasiswa S-1. Peserta yang pro­posal penelitiannya terpilih sebagai pemenang akan mendapatkan hadiah berupa uang sebagai bantuan biaya penelitian.
  1. Sayembara Penulisan Cerpen Remaja (Tingkat Nasional)
Untuk menggairahkan kehidupan sastra yang ber­tema­kan kehidupan remaja serta meningkatkan ke­giatan penulisan kreatif di kalangan remaja, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyeleng­gara­kan sayembara Penulisan Cerpen Remaja tingkat nasional. Pesertanya adalah para remaja di seluruh Indonesia. Adapun penilaiannya akan dilakukan secara berjenjang. Untuk tingkat provinsi, di luar DKI Jakarta, penilaian akan dilakukan di balai/kantor bahasa pro­vinsi masing-masing, sedangkan untuk Provinsi DKI Jakarta, penilaian dilakukan di Badan Bahasa. Pering­kat sepuluh terbesar dari setiap provinsi akan dikirim ke Jakarta untuk mengikuti seleksi tingkat nasional.
  1. Lomba Keterampilan Berbahasa Indonesia bagi Pe­ser­ta BIPA (Tingkat Internasional)
Akhir-akhir ini bahasa Indonesia tidak hanya dipelajari oleh warga negara Indonesia, tetapi telah dipelajari pula oleh warga negara asing. Para pelajar asing tersebut perlu diberi forum agar dapat mempraktik­kan kemampuan mereka dalam berbahasa Indonesia. Untuk itu, Lomba Keterampilan Berbahasa Indonesia bagi Peserta BIPA (bahasa Indonesia bagi penutur asing) diselenggarakan. Tujuannya adalah untuk mem­beri­kan peluang bagi para pembelajar BIPA untuk menunjukkan kemampuannya dalam berbahasa Indonesia.
  1. Lomba Blog Kebahasaan dan Kesastraan (Tingkat Nasional)
Dalam perkembangan teknologi informasi saat ini, blog berhasil merebut perhatian masyarakat dan men­jadi tren yang sangat digemari, terutama di ka­lang­an pengguna internet. Atas dasar itu, kegiatan ini dise­leng­garakan dengan maksud untuk memberikan peng­hargaan kepada pembuat blog kebahasaan dan kesas­tra­an yang bernilai unggul, baik dari sisi artistik, infor­matika, maupun kemanfaatan isi yang termuat di dalam blog tersebut.
  1. Festival Musikalisasi Puisi bagi Siswa SLTA se-Jabodetabek
Musikalisasi puisi merupakan salah satu bentuk apre­siasi puisi melalui musik. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap sastra. Setiap tahun penyeleng­garaan kegiatan ini selalu banyak peminat. Oleh ka­rena itu, kegiatan seperti itu diselenggarakan lagi ta­hun ini dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra 2012. Pada tahun ini pesertanya dibatasi pada siswa SLTA, termasuk Madrasah Aliyah dan SMK, se-Jabodetabek.
Puncak Acara
Puncak acara Bulan Bahasa dan Sastra 2012 akan dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2012. Dalam acara tersebut akan dilaksanakan, antara lain, pengumuman hasil kegiatan, pementasan seni budaya, serta persembahan karya kreatif kebahasaan dan kesastraan.
Informasi Lengkap
Informasi lebih lanjut secara lengkap dari setiap kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra 2012 selain dapat dibaca di dalam edaran khusus, juga dapat diperoleh balai/kantor bahasa terdekat atau melalui alamat panitia berikut.
Alamat Panitia
Panitia Bulan Bahasa dan Sastra 2012
Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta 13220, Telepon (021) 4896558, 4706287, 4706288, 4750406, Faksimile (021) 4750407.