This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday, August 26, 2009

KIAT BERPUASA YANG SEHAT DAN AMAN

1. Jangan menunda waktu berbuka puasa

2. Berbukalah dengan makan kurma, atau buah-buahan dan minumlah air putih.

3. Jangan berbuka dengan yang manis-manis. Kecuali manis yang keluar dari buah-buahan.

4. Tidak baik berbuka dengan makan kolak. Selain sudah manis karena pisang, juga banyak campuran lain yang menambah manisnya kolak, misalnya gula dan santan. Alangkah baiknya jika pisang segar di makan tanpa kolak.

5. Jangan berbuka dengan minum es. Minum es mampu menahan rasa lapar, sehingga kita kehilangan selera untuk menyantap makanan yang bergizi.

6. Makanlah makanan berbuka secara bertahap. Setelah minum segelas air putih atau makan kurma, pergilah shalat maghrib. Barulah 15 menit kemudian (perkiraan waktu selesai shalat maghrib) makan-makanan yang lebih ‘berat’, misalnya kolak, nasi atau panganan yang lain.

7. Berhentilah makan sebelum kenyang. Seperti yang dikatakan Rasulullah, porsi perut kita untuk menampung makanan adalah sepertiga angin, sepertiga air, dan sepertiganya berupa makanan.

Thursday, August 13, 2009

Mengenang 7 Hari " Si Burung Merak "

Rabu, 12 Agustus 2009 (pukul 15.30 s.d. 16.15 WIB), Pendapa Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, menjadi saksi kiprah sejumlah seniman dan wartawan yang tengah berupaya mengenang tujuh hari kepergian si Burung Merak, W.S. Rendra, dengan berorasi dan membacakan puisi-puisi karya penyair balada itu. Ada belasan puisi yang dibacakan secara bergantian oleh para penggiat seni yang hadir. Selain sejumlah seniman dan wartawan Kendal, hadir juga Bowo Kajangan dan rombongan dari Semarang yang ikut memeriahkan acara dadakan itu.

Tak ada acara protokoler resmi. Semuanya mengalir begitu saja ala kaum seniman. Mereka bebas berekspresi ketika didaulat untuk membacakan puisi-puisi naratif dan satiris karya sang penyair balada itu.

mengenang rendramengenang rendramengenang rendramengenang rendramengenang rendramengenang rendramengenang rendramengenang rendramengenang rendramengenang rendra

“Seragam kita boleh berbeda. Tapi kehadiran kita di sini hanya satu tujuan, yakni untuk mengenang seorang penyair besar yang telah mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk kemajuan kesenian dan kebudayaan Indonesia,” kata salah seorang seniman sebelum membaca puisi.

Siapa pun yang tampil diberikan kebebasan untuk sedikit berorasi dan kembali mengingatkan bahwa di negeri ini pernah lahir seorang penyair besar yang dengan sangat sadar menjadikan penyair sebagai sebuah profesi kebanggaan dalam KTP-nya.

Ya, ya, ya, W.S. Rendra memang layak dikenang. Kepergiannya menghadap Sang Khalik merupakan sebuah kehilangan, tak hanya buat bangsa kita dan para pengagumnya, tetapi juga buat para pejuang kebudayaan yang tersebar di berbagai belahan dunia. Karya-karyanya yang memadukan antara romantisme alam dan geliat budaya yang multidimensi seperti telah menjadi “sihir” estetis yang menghipnotis banyak orang secara lintas-geografis. Karya-karya puisinya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan dijadikan sebagai bahan kajian ilmiah kesarjanaan, mulai level strata I hingga strata III.

Kesetiaan Rendra dalam menjaga gawang kesenian dan kebudayaan agaknya telah membuat hidup Rendra (nyaris) tak pernah bersentuhan dengan politik praktis. Kalau toh bicara soal politik, ia selalu menggunakan paradigma kesenian dan kebudayaan. Begitulah sosok Rendra yang bisa demikian konsisten dalam memperjuangkan nilai kebenaran, keadilan, dan kejujuran, meski harus ditebus dengan menjadi penghuni kerangkeng penjara. Di tengah peradaban yang makin gila dalam memberhalakan gaya hidup hedonistis dan konsumtif, Rendra tak pernah terperangkap untuk ikut-ikutan latah masuk dalam lingkaran kekuasaan. Ia tetap bersarang dalam sangkar kesenian dan kebudayaan.

Meski demikian, agaknya kita tak perlu larut dalam romantisme berlebihan ke dalam sosok Rendra dengan segenap sihir dan daya pesonanya. Ia sudah meninggalkan kita dan tengah melanjutkan kehidupan barunya di alam keabadian. Yang perlu kita lakukan adalah meneladani semangatnya dalam berkesenian dan kebudayaan di tengah ancaman gaya hidup yang serba hedonis dan serba memberhalakan gebyar lahiriah.

Berikut ini saya kutipkan beberapa puisi karya W.S. Rendra yang dibacakan di depan Pendapa Kabupaten Kendal dalam mengenang tujuh hari kematiannya.

ORANG-ORANG MISKIN
Orang-orang miskin di jalan,
yang tinggal di dalam selokan,
yang kalah di dalam pergulatan,
yang diledek oleh impian,
janganlah mereka ditinggalkan.

Angin membawa bau baju mereka.
Rambut mereka melekat di bulan purnama.
Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala,
mengandung buah jalan raya.

Orang-orang miskin. Orang-orang berdosa.
Bayi gelap dalam batin. Rumput dan lumut jalan raya.
Tak bisa kamu abaikan.

Bila kamu remehkan mereka,
di jalan kamu akan diburu bayangan.
Tidurmu akan penuh igauan,
dan bahasa anak-anakmu sukar kamu terka.

Jangan kamu bilang negara ini kaya
karena orang-orang berkembang di kota dan di desa.
Jangan kamu bilang dirimu kaya
bila tetanggamu memakan bangkai kucingnya.

Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu.
Dan perlu diusulkan
agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda.
Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa.

Orang-orang miskin di jalan
masuk ke dalam tidur malammu.
Perempuan-perempuan bunga raya
menyuapi putra-putramu.

Tangan-tangan kotor dari jalanan
meraba-raba kaca jendelamu.
Mereka tak bisa kamu biarkan.

Jumlah mereka tak bisa kamu mistik menjadi nol.
Mereka akan menjadi pertanyaan
yang mencegat ideologimu.
Gigi mereka yang kuning
akan meringis di muka agamamu.
Kuman-kuman sipilis dan tbc dari gang-gang gelap
akan hinggap di gorden presidenan
dan buku programma gedung kesenian.

Orang-orang miskin berbaris sepanjang sejarah,
bagai udara panas yang selalu ada,
bagai gerimis yang selalu membayang.
Orang-orang miskin mengangkat pisau-pisau
tertuju ke dada kita,
atau ke dada mereka sendiri.
O, kenangkanlah :
orang-orang miskin
juga berasal dari kemah Ibrahim

Yogya, 4 Pebruari 1978
Potret Pembangunan dalam Puisi
***

AKU TULIS PAMPLET INI

Aku tulis pamplet ini
karena lembaga pendapat umum
ditutupi jaring labah-labah
Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk,
dan ungkapan diri ditekan
menjadi peng – iya – an

Apa yang terpegang hari ini
bisa luput besok pagi
Ketidakpastian merajalela.
Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki
menjadi marabahaya
menjadi isi kebon binatang

Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi,
maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam
Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan.
Tidak mengandung perdebatan
Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan

Aku tulis pamplet ini
karena pamplet bukan tabu bagi penyair
Aku inginkan merpati pos.
Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku
Aku ingin membuat isyarat asap kaum Indian.
Aku tidak melihat alasan
kenapa harus diam tertekan dan termangu.

Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar.
Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju.
Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran?

Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan.
Ketegangan telah mengganti pergaulan pikiran yang merdeka.
Matahari menyinari airmata yang berderai menjadi api.
Rembulan memberi mimpi pada dendam.
Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah
yang teronggok bagai sampah
Kegamangan. Kecurigaan.
Ketakutan.
Kelesuan.

Aku tulis pamplet ini
karena kawan dan lawan adalah saudara
Di dalam alam masih ada cahaya.
Matahari yang tenggelam diganti rembulan.
Lalu besok pagi pasti terbit kembali.
Dan di dalam air lumpur kehidupan,
aku melihat bagai terkaca :
ternyata kita, toh, manusia !

Pejambon Jakarta 27 April 1978
Potret Pembangunan dalam Puisi
***

Sajak Sebatang Lisong

Menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya,
mendengar 130 juta rakyat,
dan di langit
dua tiga cukong mengangkang,
berak di atas kepala mereka

Matahari terbit.
Fajar tiba.
Dan aku melihat delapan juta kanak-kanak
tanpa pendidikan.

Aku bertanya,
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet,
dan papantulis-papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan.

Delapan juta kanak-kanak
menghadapi satu jalan panjang,
tanpa pilihan,
tanpa pepohonan,
tanpa dangau persinggahan,
tanpa ada bayangan ujungnya.
…………………

Menghisap udara
yang disemprot deodorant,
aku melihat sarjana-sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya;
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiun.
Dan di langit;
para tekhnokrat berkata :
bahwa bangsa kita adalah malas,
bahwa bangsa mesti dibangun;
mesti di-up-grade
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor
Gunung-gunung menjulang.
Langit pesta warna di dalam senjakala

Dan aku melihat
protes-protes yang terpendam,
terhimpit di bawah tilam.

Aku bertanya,
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan
termangu-mangu di kaki dewi kesenian.

Bunga-bunga bangsa tahun depan
berkunang-kunang pandang matanya,
di bawah iklan berlampu neon,
Berjuta-juta harapan ibu dan bapak
menjadi gemalau suara yang kacau,
menjadi karang di bawah muka samodra.
………………

Kita harus berhenti membeli rumus-rumus asing.
Diktat-diktat hanya boleh memberi metode,
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan.
Kita mesti keluar ke jalan raya,
keluar ke desa-desa,
mencatat sendiri semua gejala,
dan menghayati persoalan yang nyata.

Inilah sajakku
Pamplet masa darurat.
Apakah artinya kesenian,
bila terpisah dari derita lingkungan.
Apakah artinya berpikir,
bila terpisah dari masalah kehidupan.

19 Agustus 1977
ITB Bandung
Potret Pembangunan dalam Puisi
***

Meski berlangsung singkat, semoga acara dadakan ini bisa menjadi penanda bahwa semangat Rendra tak pernah mati, bahkan akan terus terpahat dalam prasasti nurani bangsa dari generasi ke generasi. Semoga!

Wednesday, August 5, 2009

Menyontek itu memalukan

Seperti yang sudah kita ketahui, sekarang siswa-siswa nampaknya telah salah mengartikan nilai yang mereka dapatkan. Mereka menganggap nilai sebagai tujuan yang harus bisa mereka dapatkan apapun caranya. Nah, salah satu cara mendapatkan nilai yang baik adalah dengan menyontek. Sebuah shortcut untuk mendapatkan nilai yang baik dengan waktu singkat dan usaha yang tidak terlalu berat. Bahkan sampai-sampai ada yang sudah master dan lihai dalam melakukan perbuatan illegal ini (Parah banget yah).

Akan tetapi yang amat disayangkan guru-guru sebagai pembimbing kurang mampu menggiring siswanya untuk menghindari kebiasaan buruk ini. Mereka hanya melarang tanpa memberikan penjelasan betapa bahayanya dampak yang ditimbulkan kebiasaan kecil ini. Untuk itu saya akan mencoba membeberkan kepada para pembaca sekalian betapa bahayanya menyontek.

1. Unconfident Syndrome
Syndom ini adalah penyakit awal yang akan menyerang para penyontek. Penderita yang notabene baru mencoba ataupun jarang menyontek akan mulai ketagihan dengan menyontek. Syndrom ini akan membuat si penderita merasa tidak percaya diri dan menjadi ketergantungan terhadap orang lain. Syndrom ini bisa dibilang adalah gejala awal dari seorang penyontek yang mungkin saja nantinya akan jadi Penyontek Sejati.
2. STEV (Short Term Effect Virus)
Virus ini akan membuat sang penderita hanya memikirkan jangka pendeknya saja dalam melakukan sesuatu. Ibarat kata virus ini akan membuat penderita seperti berada di surga dalam beberapa detik, terus langsung jatuh ke neraka untuk selamanya. Virus ini sangat berbahaya karena dia bisa melemahkan sistem imun otak dan hati kita. Sehingga nantinya otak dan hati kita bisa terserang penyakit-penyakit lain.
3. DBM (Demen Bermales-Malesan)
Penyakit ini biasanya menyerang orang-orang yang sudah menderita STEV dan merasa bisa mencapai tujuan mereka (Mendapat nilai bagus – red.). Gejala-gejalanya ialah jarang memperhatikan saat guru menjelaskan, jarang mengerjakan tugasnya sendiri, bahkan terkadang hingga bolos sekolah. Namun DBM ini juga bisa menyerang siapa saja, karena semangat setiap orang cenderung fluktuatif, kadang rajin kadang males. Nah, kalau lagi males, langsung dah DBM menyerang dengan tiba-tiba dan tanpa permisi. Tapi tenang saja, buat orang-orang yang gak biasa nyontek dijamin DBM gak akan menjangkiti kita lama-lama kok. Tapi buat yang biasa nyontek, mmm gawat banget tuh.

Penyakit-penyakit di atas hanyalah sedikit dari bahaya yang bisa terjadi akibat kebiasaan menyontek. Sebuah kebiasaan kecil yang nantinya akan merusak mental kita sebagai pelajar. Kita tidak akan lagi punya jiwa kompetisi untuk bersaing secara sehat. Bersaing di kelas saja tidak mampu, apalagi nanti di dunia kerja, waduh gawat deh. Selain itu kebiasaan menggunakan cara yang tidak halal untuk menggapai suatu tujuan akan menjadikan kita manusia yang mempunyai etos kerja buruk. Kalau etos kerja kita buruk, waduh bahaya tuh buat boss-boss kita nanti. Mereka akan mempunyai seorang karyawan yang memiliki etos kerja buruk.

“Hanya manusia BODOH yang tetap melakukan perbuatan yang jelas-jelas berbahaya bagi dirinya.”

Malam Yang Menegangkan

Seminggu sudah aku back to Scholl , setelah hampir setengah bulan ikut diklat di VEDC Malang ( www.vedc malang )ternyata kerjaan telah menanti dan menumpuk di meja .Ternyata dari keluarga juga tidak mau ketinggalan . Mereka protes karena selam liburan tidak ada kegiatan liburan karena ditinggal pergi bapaknya.
Fadhila Rahma Oktavia anakku yang besar minta untuk dapat dibelikan sepeda sebagai hadiah karena dapat peringkat 2 pada saat kenaikkan kelas kemarin , serta peralatan sekolah yang belum sempat aku belikan . Si Kecil Safira Nazwa Oktavia tahun ini mulai masuk pra TK / TK Kecil tidak ketinggalan merengek minta dibelikan sepatu , alat alat tulis beserta Tas sekolah .
Setelah dengan segala daya upaya , alhamdulillah akhirnya selesai juga tugas sekolah , kemarin dalam RAKER di Yogyakarta semua program kerja yang diberikan dari sekolah sebagian besar telah terlaksana dan siap semua perangkatnya.Walaupun dengan kondisi badan yang masih loyo dan semangat yang belum maksimal .
Kemarin malam , aku dikejutkan dengan kondisi kesehatan kedua anakku , mereka pada merasakan badan panas dan batuk yang tak kunjung henti . Sampai malam tadi peristiwa ini terjadi . Fadhila Rahma Oktavia mengalami mimisen pas jam 08.00 malam , istriku tercinta karena sangat sayangnya terhadap anaknya.Tidak langsung menanganinya si anak tapi malahan menangisinya , ya ... itulah nama cintanya seorang ibu terhadap anaknya.
Setelah tak berikan pertolongan pertama kulihat kondisi anakku , ternyata baru aku ingat bahwa Fadila memang sejak kecil punya riwayat mimisen jika kondisi badan lelah , apalagi di tambah dengan panas .Dengan bersepeda aku ke dokter desa yang terdekat untuk mengecek kondisi anakku . Saran dari Dokter
1. Pada saat kejadian jangan panik dan kalut.
2. Tepat jaga kondisi anak selalu dalam keadaan senang .
3. Usahakan duduk dengan kepala ditegakkan
4. Tekan didalam hidung dengan kain kasa yang halus.
5. Kalau kejadian berulang , lekas bawa ke dokter / puskesmas terdekat
Alhamdulillah setelah diperiksakan ke dokter berangsur angsur kondisi membaik.