This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday, August 31, 2011

Album kenangan


Photo kenangan keluarga pada hari Raya Idhul Fitri 1432H , pada Hari yang ke -2 persiapan untuk silaturahmi ke sanak saudara
Istriku yang selalu menemani serta merawat anak anakku, Nur Azizah...
Fadhila Rahma Oktavia putri yang pertama usianya kurang lebih 10 Th dan sudah sekolah kelas 5 di SD N 5 Krajan kulon, adiknya Safira Nazwa Oktavia terlahir pada tanggal yang sama dengan kakaknya cuma beda tahun, sekarang sudah berumur 6th dan sudah kelas 1 SD N 5 Krajan kulon.


Mudik Lebaran 2011

Korban pemudik yang tewas dalam kurun waktu H-7 (24/8) hingga H-2 (29/8) jalur darat di tahun ini sudah mencapai 345 orang. Jumlah ini melonjak pesat dibanding tahun lalu sebanyak 144 orang.

Bambang Tjahyono, Ketua Pengawas Harian Posko Mudik Kemenhub menjelaskan, dalam kurun waktu itu, tercatat ada 2.217 kejadian kecelakaan di jalur darat. Dengan luka berat sebanyak 564 orang, luka ringan 1.385 dan korban meninggal dunia sebanyak 345 jiwa.

"Dari data tersebut terjadi peningkatan signifikan dibanding 2010," ujar Bambang di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Selasa (30/8/2011).

Untuk tahun 2010, dalam kurun waktu yang sama, ada 743 kejadian kecelakaan. Kemenhub mencatat terjadi kenaikan jumlah kecelakaan sebanyak 198 persen. Bambang memaparkan, jumlah luka ringan 381 orang (naik 264 persen), luka berat 198 jiwa (naik 185 persen) dan korban meninggal sebanyak 144 jiwa (naik 140 persen).

Banyak faktor yang menyebabkan angka kecelakaan serta korban luka dan meninggal jadi tinggi untuk tahun ini. Salah satunya adalah faktor pendataan Kemenhub yang kini lebih baik.

"Karena makin baiknya sistem pendataan kita, kalau dulu tahun 2010 kita hanya mendata terjadi kecelakaan saja, sedangkan sekarang sampai RS," jelasnya.

"Setelah itu ada faktor-faktor lainnya, tidak disiplin pengguna jalan dan kurangnya perilaku selamat dari para pengguna jalan," tandasnya.

Tuesday, August 30, 2011

Selamat Hari Raya Idul Fitri


Takbir bergema menggetarkan jiwa,
Sekiranya ada salah dan dosa,
Ampun dipinta dihari mulia.

Andai jemari tak sempat berjabat,
Jika raga tak bisa bersua,
Untuk kata membekas luka,
Semoga pintu maaf masih terbuka.

Menyambung kasih, merajut cinta,
beralas ikhlas, beratap doa.
Semasa hidup bersimbah khilaf,
berharap diri dibasuh maaf.
Minal Aidin Wal Faizdin Mohon Maaf Lahir Dan Bathin
Selamat Hari Raya Idul Fitri.

Sunday, August 28, 2011

Alternatif Langkah-langkah Pembelajaran Karakter


1. PENDAHULUAN
Berdasarkan Standar Proses, pada kegiatan pendahuluan, guru:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
dan
d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.

Contoh alternatif :
a. Guru datang tepat waktu (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin)
b. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang
kelas (contoh nilai yang ditanamkan: santun, peduli)
c. Berdoa sebelum membuka pelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: religius)
d. Mengecek kehadiran siswa (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin)
e. Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainnya
(contoh nilai yang ditanamkan: religius, peduli)
f. Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu (contoh nilai yang
ditanamkan: disiplin)
g. Menegur siswa yang terlambat dengan sopan (contoh nilai yang ditanamkan:
disiplin, santun, peduli)
h. Mengaitkan materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan karakter
i. Dengan merujuk pada silabus, RPP, dan bahan ajar, menyampaikan butir
karakter yang hendak dikembangkan selain yang terkait dengan SK/KD

2. KEGIATAN INTI
Sesuai permen 41 tahun 2007 Pembelajatan melalui 3 tahapan yakni :

a. Eksplorasi (peserta didik difasilitasi untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan
dan mengembangkan sikap melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa)
1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi
guru dan belajar dari aneka sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, berfikir
logis, kreatif, kerjasama)
2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, kerja keras)
3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan:
kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan)
4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
(contoh nilai yang ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri)
5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau
lapangan (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja keras)

b. Elaborasi (peserta didik diberi peluang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan
serta sikap lebih lanjut melalui sumber-sumber dan kegiatan-kegiatan pembelajaran
lainnya sehingga pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik lebih luas dan
dalam.)
1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugastugas
tertentu yang bermakna (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu, kreatif,
logis)
2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (contoh nilai yang
ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun)
3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri,
kritis)
4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
(contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab)
5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin, kerja keras,
menghargai)
6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan:
jujur, bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri,
kerjasama)
8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling
menghargai, mandiri, kerjasama)
9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan:
percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)

c. Konfirmasi (peserta didik memperoleh umpan balik atas kebenaran, kelayakan, atau
keberterimaan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh oleh siswa)
1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik (contoh nilai yang
ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis)
2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, logis, kritis)
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan: memahami kelebihan
dan kekurangan)
4) Memfasilitasi peserta didik untuk lebih jauh/dalam/luas memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, antara lain dengan guru:
a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang
baku dan benar (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, santun);
b) membantu menyelesaikan masalah (contoh nilai yang ditanamkan: peduli);
c) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi (contoh nilai yang ditanamkan: kritis);
d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh (contoh nilai yang
ditanamkan: cinta ilmu); dan
e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, percaya diri).

3. PENUTUP
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kritis, logis);
b.melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, mengetahui
kelebihan dan kekurangan);
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran (contoh nilai yang
ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis);
d.merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan
e.menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar internalisasi nilai-nilai terjadi dengan
lebih intensif selama tahap penutup.
a. Selain simpulan yang terkait dengan aspek pengetahuan, agar peserta didik
difasilitasi membuat pelajaran moral yang berharga yang dipetik dari
pengetahuan/keterampilan dan/atau proses pembelajaran yang telah dilaluinya
untuk memperoleh pengetahuan dan/atau keterampilan pada pelajaran tersebut.
b. Penilaian tidak hanya mengukur pencapaian siswa dalam pengetahuan dan
keterampilan, tetapi juga pada perkembangan karakter mereka.
c. Umpan balik baik yang terkait dengan produk maupun proses, harus menyangkut
baik kompetensi maupun karakter, dan dimulai dengan aspek-aspek positif yang
ditunjukkan oleh siswa.
d. Karya-karya siswa dipajang untuk mengembangkan sikap saling menghargai
karya orang lain dan rasa percaya diri.
e. Kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok diberikan dalam rangka tidak hanya terkait dengan pengembangan
kemampuan intelektual, tetapi juga kepribadian.
f. Berdoa pada akhir pelajaran.

Faktor Lain yang Perlu Diperhatikan:
1. Guru harus merupakan seorang model dalam karakter. Dari awal hingga akhir
pelajaran, tutur kata, sikap, dan perbuatan guru harus merupakan cerminan dari nilainilai
karakter yang hendak ditanamkannya.
2. Guru harus memberikan reward kepada siswa yang menunjukkan karakter yang
dikehendaki dan pemberian punishment kepada mereka yang berperilaku dengan
karakter yang tidak dikehendaki. Reward dan punishment yang dimaksud dapat
berupa ungkapan verbal dan non verbal, kartu ucapan selamat (misalnya
classroom award) atau catatan peringatan, dan sebagainya. Untuk itu guru harus
menjadi pengamat yang baik bagi setiap siswanya selama proses pembelajaran.
3. Hindari mengolok-olok siswa yang datang terlambat atau menjawab pertanyaan
dan/atau berpendapat kurang tepat/relevan. Pada sejumlah sekolah ada kebiasaan
diucapkan ungkapan Hoo … oleh siswa secara serempak saat ada teman mereka
yang terlambat dan/atau menjawab pertanyaan atau bergagasan kurang berterima.
Kebiasaan tersebut harus dijauhi untuk menumbuhkembangkan sikap bertanggung
jawab, empati, kritis, kreatif, inovatif, rasa percaya diri, dan sebagainya.
4. Guru memberi umpan balik dan/atau penilaian kepada siswa, guru harus mulai
dari aspek-aspek positif atau sisi-sisi yang telah kuat/baik pada pendapat, karya,
dan/atau sikap siswa.
5. Guru menunjukkan kekurangan-kekurangannya dengan ‘hati’.Dengan cara ini
sikap-sikap saling menghargai dan menghormati, kritis, kreatif, percaya diri, santun,
dan sebagainya akan tumbuh subur.

Friday, August 26, 2011

Ternyata Rosulullah Saw Sama Sekali Tidak Mencontohkan Berbuka Dengan Yang Manis

Ternyata Rosulullah Saw Sama Sekali Tidak Mencontohkan Berbuka Dengan Yang Manis
Agar puasa kita lancar dan sehat memang kita harus membutuhkan makanan yang dapat membuat energi kita kembali, tapi alangkah baiknya kita tidak salah memilih makanan, karena salah-salah malah dapat membuat kita lemas, terjadi penumpukan lemak, atau bahkan menjadi penyakit.
Saya teringat dengan iklan minuman yang berbunyi seperti ini : “Berbukalah dengan yang manis.” Nah iklan tersebut telah membuat sesat banyak orang (termasuk saya) hingga menimbulkan salah kaprah tentang bagaimana berbuka yang baik dan benar. Karena justru Rasulullah tidak mencontohkannya demikian!
Bukankah Rasulullah berbuka dengan kurma ?
Rasulullah memang berbuka dengan kurma atau air putih, seperti diriwayatkan oleh Anas bin Malik dalam hadits berikut :
Rasulullah pernah berbuka puasa dengan ruthab (kurma segar) sebelum shalat, kalau tidak ada ruthab, maka beliau memakan tamr (kurma kering) dan kalau tidak ada tamr, maka beliau meminum air, seteguk demi seteguk. (Hadits Riwayat Ahmad (3/163), Abu Dawud (2/306), Ibnu Khuzaimah (3/277,278), Tirmidzi 93/70) dengan dua jalan dari Anas, sanadnya shahih).
Dalam hadits tersebut terkandung hikmah yang agung secara kesehatan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memilih mendahulukan kurma dan air dari pada yang lainnya sedangkan kemungkinan untuk mengambil jenis makanan yang lain sangat besar, namun karena ada bimbingan wahyu Illahi maka Rasulullah Shalalllahu ‘alaihi wa sallam memilih jenis makanan kurma atau pun air sebagai yang terbaik bagi orang yang berpuasa
Dari hadits tersebut, jelas sekali disebutkan bahwa Rasulullah berbuka dengan Ruthab (kurma segar), Tamr (kurma kering), dan air putih. Sebaik-baik korma adalah korma ajwa (Nabi) dan sebaik-baik air adalah air zam-zam. Jadi sebenarnya, jika kita fahami kita tidak akan terkecoh dengan salah satu iklan teh yang diduga menjadi dalang tercetusnya ungkapan "Berbukalah Dengan Yang Manis".
Perlu sekali diketahui bersama bahwa kurma yang dimakan Rasulullah berbeda dengan kurma yang banyak dijual di Indonesia. Kurma yang biasa kita temui bukanlah Ruthab ataupun Tamr, melainkan manisan kurma alias kurma yang sudah diberi tambahan gula sebagai pengawet.
Lantas bedanya apa? Kan sama-sama kurma juga?
Beda, Manisan kurma mengandung banyak gula dan rasanya pun sangat manis, sedangkan kurma segar dan kurma kering rasanya tidak terlalu manis.
Makanan yang mengandung banyak gula adalah “Karbohidrat Sederhana“, sedangkan kurma yang dimakan Rasulullah adalah salah satu makanan yang disebut “Karbohidrat Kompleks”yang sangat baik untuk tubuh kita.
Karbohidrat Sederhana adalah karbohidrat yang mengandung banyak kadar gula dan merupakan sumber energi yang sangat besar, namun juga cepat habis. Energi yang dihasilkan hanya akan bertahan sebentar dalam tubuh dan apabila berlebih, akan ditumpuk menjadi lemak dalam tubuh. Jenisnya dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Karbohidrat sederhana dengan GI (Glycemic Index) tinggi
Memiliki sifat merangsang penimbunan lemak karena respon insulin yang tinggi.
Contoh: sirup, minuman ringan, permen, kue-kue, dll. Pokoknya yang rasanya manis banget.
2. Karbohidrat sederhana dengan GI (Glycemic Index) rendah
Memiliki sifat menyediakan energi besar yang cepat habis, namun tidak merangsang penimbunan lemak karena respon insulinnya rendah.
Contoh : aneka buah-buahan manis seperti pisang, apel, pir, dll.
Sedangkan Karbohidrat Kompleks adalah karbohidrat yang memiliki struktur untaian gula yang panjang dan juga merupakan sumber energi besar, namun memiliki sifat yang membuat energi yang dihasilkan menjadi lebih tahan lama dan tidak menumpuk menjadi lemak.
Dalam tubuh kita karbohidrat kompleks akan diproses secara perlahan, itulah sebabnya energi yang dihasilkan menjadi tahan lama. Karbohidrat kompleks juga dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Karbohidrat kompleks dengan GI (Glycemic Index) tinggi
Memiliki sifat merangsang penimbunan lemak karena respon insulin yang tinggi, namun terjadinya secara perlahan sehingga energi tersimpan lebih lama. Karbohidrat kompleks yang seperti ini akan menyimpan energi dalam tubuh, dan menjadi otot jika dilatih (olahraga) secara teratur.
Contohnya: beras putih, jagung, kentang, dll.
2. Karbohidrat kompleks dengan GI (Glycemic Index) rendah
Memiliki sifat yang menyediakan energi lebih lama dengan respon insulin yang rendah, sehingga tidak akan menjadi lemak. Biasanya makanan-makanan yang mengandung hal ini banyak disarankan karena sifatnya yang sehat.
Contohnya: kurma segar, beras merah, umbi-umbian, sayuran, dll.
Ya, Karbohidrat yang ada dalam kurma lebih mudah sampai ke liver (hati) dan lebih cocok dengan kondisi organ tersebut. Terutama sekali kurma masak yang masih segar. Liver (hati) akan lebih mudah menerimanya sehingga amat berguna bagi organ ini sekaligus juga dapat langsung diproses menjadi energi.
Kalau tidak ada kurma basah, kurma kering adalah pilihan kedua, karena mempunyai kandungan unsur gula yang tinggi pula. Bila semua itu tidak ada juga, cukup beberapa teguk air untuk mendinginkan panasnya lambung akibat puasa sehingga dapat siap menerima makanan sesudah itu” 
Dari penjelasan diatas, maka urutan makanan yang terbaik bagi orang yang berbuka puasa adalah ruthab (kurma basah), tamr (kurma kering) kemudian air. Dan mustahil sekali jika di dalam urutan urutan tersebut kita tidak mendapatinya, meskipun cuma AIR

Perlu juga diketahui jika Kurma lebih unggul dari makanan lain yang mengandung gula. Hal ini juga didukung bukti, yaitu segelas air yang mengandung glukosa akan diserap tubuh dalam waktu 20-30 menit, tetapi gula yang terkandung dalam kurma baru habis terserap dalam tempo 45-60 menit. Itulah sebabnya orang yang makan cukup banyak kurma pada waktu sahur akan menjadi segar dan tahan lapar. Wallahu A'lam Bish showab.

*sumber: http://situslakalaka.blogspot.com

Mengapa Budaya Menulis Guru Masih Rendah


MENGAPA BUDAYA MENULIS GURU MASIH RENDAH
MENGAPA budaya menulis guru masih rendah ? Setidaknya ada tujuh hal yang mengangkangi pikiran guru sehingga tetap saja malas menulis. Pertama, pemberi motivasi tentang menulis jumlahnya sangat sedikit. Hal ini mengakibatkan wawasan guru tentang menulis sangat minim. Menulis dianggap hal yang sangat sulit dan membutuhkan biaya tinggi. Menulis dikategorikan sebagai pekerjaan orang berbakat menulis. Menulis divonis tidak menghasilkan materi yang dapat segera dimakan anak dan istri. Pendeknya menulis dipatok sebagai pekerjaan seorang penulis dan bukan pekerjaan guru aktif yang setiap hari harus mengajar di depan kelas.
Kedua, asumsi tentang kebutuhan menulis yang salah. Guru yang bergolongan di bawah IVa tidak tergerak hatinya untuk menulis. Dengan entengnya, mereka mengatakan bahwa menulis itu kebutuhan untuk naik pangkat ke golongan IVb ke atas. Padahal konsep menulis bagi guru dapat dianalogikan dengan persiapan seorang prajurit sebelum menuju perang menghadapi musuh . Pendidikan dan pelatihan perang adalah tahap yang mesti dilakukan. Katakanlah guru berperang di medan laga IVa untuk melompat tembok penghalang menuju daerah IVb. Tembok penghalang tersebut bemama karya tulis. Sebelum sampai di medan laga IVa idealnya aktif melakukan latihan membuat karya tulis sebagaimana prajurit latihan perang. Akan tetapi latihan menulis inilah tidak digemari sebagian besar guru di bawah IVa.
Ketiga, tuntutan administrasi mengajar memang tidak enteng. Guru kelas (guru SD) yang setiap minggunya mengajar lebih dari 30 jam memang membutuhkan kesiapan mental dan tenaga yang prima. Apalagi ada aturan, beban mengajar guru minimum 24 jam tatap muka per minggu sebagai syarat sertifikasi menambah alasan makin tidak ada waktu untuk memikirkan karya tulis.
Keempat, budaya membaca guru memang rendah. Tidak banyak, guru yang tertarik membaca opini pada surat kabar harian. Akibat budaya baca yang rendah ini kejelian memandang suatu permasalahan pendidikan juga dangkal sekali. Ujungnya, guru lamban bahkan tidak mampu mengkaithubungkan secara cepat pokok pikiran yang dibaca dengan permasalahan pendidikan yang akan ditulis. Pada gilirannya , budaya membaca yang rendah itu menyeret para guru ke lembah wawasan yang dangkal dan sempit.
Cara membangun agar banyak ide gagasan sebagai bahan tulisan hendaknya para guru mau mengubah diri menghidupkan budaya baca buku, membaca artikel orang lain yang tersebar pada koran harian , mengurnpulkan guntingan koran yang berisi warta dan opini tentang pendidikan sebagai sumber data yang akurat.
Kelima, wadah tulisan guru yang jumlahnya sedikit dan publikasinya pun kurang optimal. Majalah, bulletin, jurnal dan koran harian merupakan wadah tulisan guru yang signifikan. Jumlah guru yang demikian banyak ini sebagian besar tidak tahu harus ke mana saja mengirimkan tulisan hasil karyanya. Bagaimana cara mengirimkan , kriteria tulisan dan misi majalah, bulletin atau pun jurnal yang akan dikirimi umumnya para guru kurang memahami.
Pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan mestinya merasakan kondisi demikian . Di era yang sepatutnya tumbuh dan berkembang majalah, bulletin, dan jurnal pendidikan yang dapat memuat tulisan guru-guru justru sebaliknya tumbang dan lenyap satu per satu dengan alasan biaya produksi dan operasioal makin mahal. Instansi yang berkaitan dengan guru seharusnya menumbuhkembangkan kehidupan wadah tulisan para guru. LPMP misalnya, sesuai dengan perannya, sangat ideal apabila mempunyai majalah, buletin dan jurnal. pendidikan. Dinas pendidikan propinsi adalah instansi yang mesti peduli dengan buletin dan jumal pendidikan sebagai wadah tulisan para guru di lingkungannya. Dinas pendidikan kabupaten paling tidak mempunyai satu macam majalah, buletin atau jurnal pendidikan. Sekolah hendaknya mendorong para guru untuk menulis pada wadah yang ada di sekolah tersebut. Majalah atau buletin sekolah mestinya diusahakan keberadaannya di setiap sekolah. Wadah-wadah seperti jurnal pendidikan idealnya terbit paling tidak 4 kali setahun. Sedangkan majalah idealnya terbit minimum 8 kali setahun. Nah, jika wadah-wadah tulisan tersebut diupayakan keberadaan dan eksistensinya secara serius , guru sangat terangsang untuk menulis sebagaimana yang diamanatkan dalam persyaratan guru naik pangkat ke golongan W b.
Keenam, belum terciptanya budaya lomba menulis. Banyak macam bentuk lomba yang berkembang di lingkungan kita. Misalnya, lomba menyanyi, gerak dan lagu, mewarnai gambar, lari 100 meter. hingga sampai lomba yang paling sepele ialah lomba makan kerupuk yang digantung. Lomba menulis tidak dijumpai dalam berbagai even. Padahal banyak sekali even yang sangat berkaitan. Misalnya, memperingati Hari Pendidikan Nasional. memperingati bulan membaca, memperingati hari Guru, memperingati hari Kemerdekaan Negara memperingati hari KORPRI, awal, tengah dan akhir tahun pelajaran dan lain-lain. Oleh karena, itu alangkah baiknya apabila guru dipacu menulis dengan cara memperbanyak lomba menulis disertai dengan hadiah yang memotivasi guru untuk menulis.
Ketujuh, tidak adanya aturan wajib menyertakan angka kredit dari pengembangan profesi dalam setiap naik pangkat pada golongan mana pun bagi guru. Guru tidak merasa tertantang untuk menulis ketika golongannya belum IV a. Andaikan ada aturan guru harus menyertakan angka kredit dari pengembangan profesi minimum 4 untuk naik ke golongan III b, 6 untuk naik ke golongan III c., 8 untuk naik ke golongan III d, 10 untuk naik ke golongan IVa dan 12 untuk naik ke golongan IV b maka guru akan tergugah semangatnya untuk menulis karya ilmiah sebagai tugas wajib yang harus diupayakan keberadaannya. Sayang sekali, aturan naik pangkat hingga ke golongan IV a tidak mewajibkan adanya angka kredit yang berasal dari pengembangan profesi. Akibatnya menulis bagi guru tidak dianggap sesuatu yang wajib, penting dan bermanfaat. Ya, memang aneh tapi nyata.

Wednesday, August 24, 2011

Kiat Mengatasi Hambatan Menulis

Kiat Mengatasi Hambatan Menulis 
Langkah awal untuk menuju terampil menulis adalah mengatasi ”hambatan menulis”, yakni kondisi yang menyebabkan seseorang tidak (bisa) menulis. Dalam bahasa Inggris, hambatan menulis disebut Writer”s Block, Obstacle to Writing, dan Writing Anxiety.
”Malas” dan ”tidak menguasai topik” biasanya berada di urutan teratas daftar hambatan menulis. Tidak sempat (kendala waktu), bingung memulai, takut jelek, dan ”suka tidak fokus” adalah hambatan menulis lainnya.
Hambatan ”malas” dapat diatasi dengan memotivasi diri atau ”dipaksa”. Motivasi diri bisa dengan mengingat dan “menikmati” risiko menulis, seperti ”populeritas”, ada ”berkah” honor tulisan atau royalti, sehat (karena menulis itu menyehatkan jiwa-raga), “self branding” atau “self promotion” (meningkatkan citra diri), sharing (berbagi) wawasan atau ilmu (sedekah ilmu), dan niat terbaik… dakwah via tulisan (da’wah bil qolam/bil kitabah).
Hambatan lain adalah ”tidak punya ide”. Itu persepsi yang salah karena ide ada di mana-mana. Jika tidak tahu harus menulis apa, solusinya antara lain dengan ”Iqra’”, membaca, yakni dengan menermati peristiwa aktual, mengkritisinya, menanggapinya, dan tuliskan opini kita tentang peristiwa atau isu tersebut.
Soal waktu, semua orang memiliki waktu 24 jam per hari. Jadi, masalahnya hanya soal ”manajemen waktu”, yakni meluangkannya untuk menulis. Orang yang termotivasi untuk menulis akan meluangkan waktu untuk menulis, sesempit apa pun waktu yang teralokasikan itu.
Tidak menguasai topik adalah hambatan berikutnya. Kiranya, itu bukan lagi hambatan karena ada begitu banyak literatur, buku-buku, bahkan ”data online” di internet tinggal sekali klik.
Susah memulai adalah hambatan lainnya. Salah satu teknik mengatasinya adalah simpan tema secara tertulis (tidak disimpan dalam ingatan), lalu menuliskan judul sementara, membuat outline atau garis besar tulisan, dan melakukan ”nulis bebas” (Free Writing).
Free Writing adalah menyusun naskah awal atau naskah kasar (composing rough/first draft). Tekniknya, menuliskan saja apa yang ada di pikiran, yang ingin disampaikan, dan mengabaikan dulu akurasi ejaan, kata, kalimat, dan data. Yang penting, tuliskan! Setelah itu, tulis ulang, revisi, dan edit –perbaiki kata, ejaan, kalimat, dan sistematika tulisan berdasarkan outline yang sudah disusun sebelumnya.
“Bingung dari mana mulainya” juga termasuk hambatan menulis. Banyak penulis pemula mengalaminya. Salah satu solusinya, awali tulisan itu dengan menuliskan kata yang menjadi tema atau objek kajian. Misalnya, tema tentang “Bandung Kota Agamis” bisa diawali dengan “Bandung adalah kota….” atau ”Kota Agamis adalah….”.
Tulisan tentang keislaman lebih mudah lagi, yaitu awali dengan ta’rif (definisi), kutipan ayat Quran atau hadits, dilanjutkan dengan ”penafsiran” atau komentar penulis tentang definisi atau ayat/hadits tadi.
Hambatan lain, ”takut tulisan jelek”. Tidak ada tulisan jelek selama ide dan isi tulisannya orisinil hasil pemikiran penulis. Tulisan jelek hanyalah hasil plagiarisme (plagiat, mencontek karya tulis orang lain).
Jika menulis untuk dimuat di media massa, jangan khawatir, di media massa selalu ada editor yang bertugas menyeleksi dan memperbaiki (mengedit) naskah sebelum dimuat. Jadi, urusan bagus-tidaknya sebuah tulisan sebenarnya bukan urusan penulis, tapi itu urusan editor yang tugas utamanya menyeleksi dan memperbagus tulisan. Wallahu a’lam.
[Sumber:http://baticnews.com/?p=1343]

Tuesday, August 23, 2011

Menangkal Rasa Malas di bulan Ramadan


Di bulan ramadhan ini keinginan untuk tidur, bermalas-malasan itu sangat besar. Jadi ada langkah mudah untuk menangkal rasa malas itu... di anataranya:
  1. Tidur malam lebih awal (setelah pulang tarawih);

  2. Sebelum makan sahur sholat tahajud dulu;

  3. Makan sahur 1/2 jam atau 1 jam sebelum imsak;

  4. Setelah sahur  segerakan untuk mandi;

  5. Siap-siap ke masjid atau langgar atau musholla untuk sholat berjamaah;

  6. Selagi menunggu, habiskan waktu dengan membaca surat cinta Allah (Al Qur’an);

  7. Selesai sholat subuh, lanjutkan dengan melaksanakan tugas-tugas rumah, contohnya bantu ibu nyuci baju-baju kotor (minimal nyuci baju sendiri), piring-piring kotor, nyapu setiap ruangan di dalam rumah maupun halamannya;

  8. Siap-siap kuliah/ sekolah atau pun yang mau berangkat kerja;

  9. Selama di tempat aktivitas jangan menghabiskan waktu hanya untuk duduk-duduk di kelas atau bersantai, baca Al-Qur’an lebih asyik loh. Apa lagi kalau sama artinya.. sekalian memahami gitu.

  10. Perbanyak zikir dalam hati;

  11. INGAT: JANGAN GUNAKAN TENAGA PENUH. BEKERJALAH DENGAN SANTAI, NIKMATI PEKERJAAN ITU… OCRE! ^___^

Selamat Mencobanya… Semoga Bermanfaat… Amien Ya Rabb…

Wednesday, August 17, 2011

MAAFKAN AKU INDONESIA


Maafkan aku Indonesia
Hari ini di depan rumahku tidak ada kibaran Sang Saka
Bukan karena tak memiliki rasa nasionalisme, juga bukan karena tak cinta negara
Tapi aku sungguh kecewa
Di usiamu yang mulai renta, merahmu tak lagi menyala
Merahmu tak mampu lindungi rakyat dari culasnya negara tetangga
Keberanianmu seakan lenyap oleh kebodohan dan kemunafikan pemimpin bangsa.

Maafkan aku Indonesia
Hari ini aku tak bisa ikut ritual upacara
Bukan tak hormat padamu, Sang Saka
Tapi hatiku sungguh terluka
Karena kesucianmu tak mampu bersihkan nurani para pengelola negara
Putihmu telah dikotori tangan-tangan bandit berdasi dengan penampilan manis mempesona
Keanggunanmu tercemar oleh sikap najis para koruptor, pengusaha kotor dan makelar kasus yang berjuang demi uang semata.

Maafkan aku Indonesia
Hari ini aku tak bisa ikut berpesta
Bukan karena aku tak suka, juga bukan karena bulan puasa
Tapi jiwaku sungguh tak nyaman adanya
Karena jutaan rakyat merana, tercekik kenaikan harga yang sungguh menggila
Sementara para pejabat negara cuma bisa cuap-cuap, pidato kosong tak bermakna, tak juga pernah melihat realita
Para pemimpin hanya bisa menjual mimpi, bermain statistika demi tegaknya citra.

Maafkan aku Indonesia
Bendera di rumahku telah lusuh, sebagian robek dipakai tambalan celana anak ketiga
Sebagian lagi digunakan untuk tambalan beha mamanya agar isinya aman tak terlihat kemana-mana
Bukan karena aku tak tahu aturan, juga bukan karena tak punya etika
Tapi karena rasa tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga
Agar si kecil masih bisa sekolah, meski dengan celana seragam bertambalkan kain merah bendera
Dan mamanya bisa tenang memetik kangkung di ladang dengan beha tambalan di balik kebaya lusuh dan tua.

Maafkan aku Indonseia
Aku tak punya apa-apa
Hanya ada segenggam cinta dan bendera yang tetap tegak berkibar di dada
Dengan warna merah menyala, membakar semangat tuk mengusir kemunafikan diri dan kesombongan jiwa
Dengan warna putih bersih, bersinar terangi hati, membungkus nurani agar laku rapi tertata
Dan si kecil yang kini mulai beranjak remaja
Di bawah asuhan mamanya yang makin cantik dengan beha tambalan dan kebaya putih lusuh dan tua.


Pangkalan Bun, 18 Agustus 2010

(Tajam Tak  Bertepi)


BESARAN DAN SATUAN

Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII/Ganjil

KOMPETENSI DASAR
Setelah mempelajari materi besaran dan satuan maka siswa dapat :
1. Membedakan besaran pokok dan besaran turunan serta satuan untuk masing-masing besaran 
tersebut.

INDIKATOR
Siswa dapat :
1. Membedakan besaran pokok dan satuannya
2. Membedakan besaran turunan dan satuannya
3. Mengkonversi satuan panjang
4. Mengkonversi satuan massa
5. Mengkonversi volume


BESARAN POKOK

Pengukuran adalah proses membandingkan nilai besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang dipakai sebagai satuan. Hasil dari pada pengukuran merupakan besaran.
Besaran adalah sesuatu yang dapat di ukur dan dinyatakan dengan angka atau nilai dan memiliki satuan.
Dalam fisika terdapat dua besaran yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain.

1. Panjang
Panjang adalah jarak antara dua titik di dalam ruang. Lebar, tinggi, jari-jari lingkaran termasuk dalam 
besaran panjang. Dalam SI satuan panjang adalah meter.
Standar panjang internasional yang pertama adalah sebuah batang terbuat dari bahan campuran platina iridium, dan di simpan di the international Bureau of Weight and Measures. Tahun 1960 para ahli menetapkan bahwa satu meter sama dengan 1.650.763,73 kali panjang gelombang pancaran sinar jingga-merah dari atom kripton-86 dalam ruang hampa. Alat ukur panjang adalah mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. 
Pada mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian 0,01 mm sedangkan jangka sorong mempunyai tingkat ketelitian 0,1 mm .

2. Massa
Satuan standar untuk massa adalah kilogram. Massa adalah jumlah materi yang terkandung dalam suatu benda. Satu kilogram adalah massa sebuah silinder logam yang terbuat dari campuran platina iridium yang disimpan di lembaga Berat dan Ukuran Internasional di Paris, Prancis. Untuk menggukur besaran massa antara lain adalah sebagai berikut :
1. Neraca lengan, ada yang terdiri dari dua lengan atau tiga lengan.
2. Neraca kimia, biasa digunakan untuk mengukur massa yang kecil.
3. Neraca elektronik/digital.

3. Waktu
Satuan waktu dalam SI adalah sekon. Pada mulanya satuan waktu didasarkan pada waktu perputaran bumi mengelilingi sumbunya. Untuk mendapatkan pengukuran waktu yang lebih teliti, sekarang orang menggunakan jam atom. Jam ini diatur oleh gerakan atom tertentu (misalnya atom Cesium) dimana 1 detik adalah 9.192.631.770 periode getaran atom cesium-133. Alat ukur waktu yang digunakan untuk mengukur besaran waktu antara lain adalah sebagai berikut :
1. Jam matahari, jam pasir, jam air.
2. Arloji
3. Stopwatch

BESARAN TURUNAN
Besaran Turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok. Jika suatu besaran turunan merupakan perkalian besaran pokok , satuan besaran turunan itu juga merupakan perkalian satuan besaran pokok, begitu juga berlaku didalam satuan besaran turunan yang merupakan pembagian besaran pokok.
Contoh :


SISTEM SATUAN INTERNASIONAL
Sistem satuan internasional telah disepakati pada tahun 1960 oleh Konferensi Umum Kesebelas mengenai berat dan ukuran, dengan nama Sistem international (SI). 
Sistem satuan internasional menggunakan satuan dasar meter, kilogram, dan sekon, atau biasa disebut sistem MKS dan satuan yang lain yang biasa dipakai dalam fisika adalah centimeter, gram sekon atau sistem CGS.

1.Konversi Satuan Panjang
Konversi satuan panjang adalah mengubah satuan panjang yang satu ke satuan yang lain. Untuk memudahkan dalam mengubah awalan yang satu ke awalan yang lain dapat digunakan tangga konversi satuan.
Cara menggunakan tangga konversi :
Setiap turun satu anak tangga maka bilangan asal dikalikan 10.
Setiap naik satu anak tangga maka bilangan asal di bagi 10.
Contoh :
1. 10 km = 10 x 10 hm = 100 hm
(dikalikan 10 dari km ke hm turun satu anak tangga ).
2. 10 m = 10 : 1000 km = 0.01 km
(dibagi 1000 karena dari m ke km naik 3 anak tangga)

2. Konversi Satuan Massa
Konversi massa mengubah nilai besaran dari satuan massa yang satu ke satuan massa yang lain.
Cara menggunakan tangga konversi massa :
Setiap turun satu anak taangga maka bilangan asal dikalikan 10.
Setiap naik satu anak tangga maka bilangan asal di bagi 10.
Contoh :
1. 5 kg = 5 x 10 hg = 50 hg
(dikalikan 10 dari kg ke hg turun satu anak tangga ).
2. 1000 mg = 1000 / 1000 g = 1g
(dibagi 1000 karena dari mg ke g naik 3 anak tangga)

Konversi Satuan Volume
Volume menyatakan ukuran ruang yang ditempati suatu benda. Besaran volume merupakan besaran turunan yang didapatkan dari besaran panjang. Mengubah satuan volume adalah mengubah satuan volume yang satu ke atuan volume yang lain. Untuk mengubah awalan satuan pada satuan volume anda dapat menggunakan tangga konversi.
Cara menggunakan tangga konversi volume :
Setiap turun satu anak tangga maka bilangan asal dikalikan 1000.
Setiap naik satu anak tangga maka bilangan asal di bagi 1000.
Contoh :

Setiap turun satu anak tangga maka bilangan asal dikalikan 10.
Setiap naik satu anak tangga maka bilangan asal di bagi 10.
Contoh :
1. 1000 mL = 1000 : 1000 L = 1 L
(dibagi 1000 dari mL ke L turun tiga anak tangga ).
2. 100 L = 100 x 100 cL = 10000 cL
(dikali 100 karena dari L ke cL turun 2 anak tangga)

Soal
1. Jelaskan yang dimaksud dengan besaran pokok?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan besaran turunan?
3. Ubah satuan di bawah ini :
a. 25 km = .....m
b. 350 g = .....kg
c. 25 mL = .....L

Pembahasan
1. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan terlebih dahulu dan tidak 
diturunkan dari besaran lain.
2. Besaran Turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok.
3. Konversi satuan :
a. 25 km = 25000 m
b. 350 g = 0,35 kg
c. 25 mL = 0,025 L