Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Wartono (2004:11) menyatakan bahwa : ”Pembelajaran
kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam
kelompok-kelompok kecil yang memiliki
tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota
saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran”.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka dalam
pembelajaran kooperatif siswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi sesama
siswa lainnya dalam masing-masing kelompok untuk menyelesaikan semua tugas yang
berhubungan dengan materi pelajaran tertentu. Walaupun mereka memiliki kemampuan asal yang berbeda,
tetapi tetap diupayakan untuk terjadi saling membantu dalam keberhasilan
pelaksanaan tugas kelompoknya masing-masing.
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif.
Wartono (2004:11) menyatakan bahwa : “Model
pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pengaaran langsung. Di samping
model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar
akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan
keterampilan sosial siswa”.
Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam
membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Para
pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan
kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang
berhubungan dengan hasil belajar dalam banyak kasus, norma budaya anak muda
sebenarnya tidak menyukai siswa-siswa yang ingin menonjol secara akademis.
c. Fase Pembelajaran Kooperatif
Wartono (2004:14) menyatakan bahwa : “Fase model
pembelajaran kooperatif ada enam, yaitu : menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa, menyajikan materi, mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok
belajar, membimbing kelompok untuk bekerja dan belajar, evaluasi, dan memberi
penghargaan”.
Tingkah laku guru sesuai dengan enam fase tersebut
adalah sebagai berikut :
1)
Fase 1: Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar
2)
Fase 2 : Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan
jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan yang telah dimiliki oleh setiap
siswa.
3)
Fase 3 : Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien.
4)
Fase 4: Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada
saat mereka mengerjakan tugas masing-masing.
5)
Fase 5: Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
6)
Fase 6: Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
d. Model Pembelajaran Kooperatif Variasi
Jigsaw
Wartono (2004:16) menyatakan bahwa : “Model
pembelajaran kooperatif variasi Jigsaw diterapkan sebagai berikut : Siswa
dibagi berkelompok dengan anggota kelompok 5-6 orang secara heterogen. Materi
pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi
menjadi beberapa sub bab”.
Setiap angota kelompok membaca sub-sub yang ditugaskan
dan bertanggungjawab untuk mempelajari bagian yang diberikan itu. Anggota dari
kelompok lain yang telah mempelajari sub-sub yang sama bertemu dalam
kelompok-kelompok ahli untuk menuliskan sub-sub mereka. Setelah itu para siswa
kembali ke kelompok dan bergantian mengajar teman satu kelompok mereka tentang
sub-sub mereka.
Satu-satunya cara siswa dapat belajar sub bab lain
selain sub-sub yang mereka pelajari adalah dengan mendengarkan secara
sungguh-sungguh terhadap teman satu kelompok mereka. Setelah selesai pertemuan
dan diskusi kelompok asal siswa-siswi
dikenai kuis secara individu tentang materi pelajaran. Skor kelompok
menggunakan prosedur scoring yang saman dengan STAD.
0 comments:
Post a Comment