Saturday, March 9, 2013

Sejarah BAROMETER



Pada abad ke-17 seorang ilmuwan berkebangsaan Italia bernama Evangelista Torricelli (1608-1647) mencoba mengukur  tekanan udara. Karena keuletannya, dia berhasil melakukan percobaan untuk membuktikan  tekanan udara dengan memperkenalkan alat pengukur tekanan udara yang disebut barometer pertama yang sangat sederhana. Alatnya hanya menggunakan sebuah pipa kaca yang panjangnnya 1 meter dengan salah satu ujungnya tertutup dan raksa.
Torricelli melakukan percobaan di daerah pantai pada ketinggian  permukaan laut. Caranya pipa yang terbuka tersebut dimasukkan ke dalam bejana berisi raksa, hasil percobaannya menunjukkan bahwa raksa yang berada dalam pipa akan turun sampai 24 cm sehingga tinggi raksa yang berada dalam didalam pipa menjadi 76 cm. Lalu, Torricelli mengubah-ubah kemiringan pipa dan ternyata tinggi raksa tidak berubah. Dia menyimpulkan bahwa tekanan di permukaan laut itu sebesar 76 cmHg atau disebut 1 atmosfer.
Untuk mengukur tekanan atmosfer di daerah tertentu pun cara yang digunakan adalah sama, yaitu hanya dengan melihat ketinggian raksa didalam pipa Torricelli yang ditempatkan di daerah tersebut. Dengan demikian, tekannan atmosfer di daerah itu dapat diketahui.
Alat untuk mengukur tekanan udara disebut Barometer. Barometer banyak jenisnya, salah satunya sudah dibahas diatas yaitu Barometer Torricelli. Barometer Torricelli tentu tidak praktis karena kita harus membawa alat yang tingginya 1 meter dengan raksa yang sangat berbahaya apabila uapnya terserap oleh kita. Hal ini disebabkan massa jenis uap raksa sangat berat sehingga apabila terisap ke paru – paru sulit untuk keluar lagi. Oleh sebab itu, para ahli berusaha membuat alat pengukur tekanan udara yang praktis, diantaranya adalah :
      1.       Barometer Fortin
Barometer raksa disebut barometer Fortin karena yang pertama membuatnya adalah seorang ahli Fisika berkebangsaan Prancis Nicolas Fortin walaupun yang kali pertama menemukannya Torricelli. Barometer ini dapat mengukur dengan teliti karena dilengkapi dengan skala nonius atau skala vernier seperti halnya jangka sorong, ketelitian alat ukur ini mencapai 0,01 cmHg, Barometer ini cukup panjang seperti halnya barometer Torricelli sehingga sulit dibawa - bawa
.       2.Barometer Logam
Barometer logam disebut barometer aneroid. Barometer ini banyak digunakan di Badan Meteorologi dan Geofisika untuk memperkirakan cuaca dengan mengukur tekanan udaranya, Barometer logam biasa juga disebut barometer kering. Barometer logam lebih praktis untuk dibawa-bawa dan skalanya mudah dibaca karena berbentuk lingkaran. Bagian utama dari barometer ini adalah sebuah kotak logam kecil berisi udara dengan tekanan yang sangat rendah. Permukaan kotak dibuat bergelombang agar lebih mudah melentur di bagian tengahnya. Jika tekanan bertambah, bagian atas dan bawah kotak mengempis sehingga menekan kotak logam yang berisi udara. Akibatnya, tekanan naik dan akan menggerakkan tuas yang menarik rantai kiri sehingga jarum penunjuk barometer akan menyimpang ke kanan dengan menunjukkan angka tertentu.

0 comments:

Post a Comment