JENIS-JENIS
PENELITIAN
a.
Dasar filosofis penelitian
Jenis
penelitian berdasarkan pada landasan filosofisnya dibagi dua :
- penelitian kuantitatif landasan filosofisnya positivisme, filsafat ini melihat fenomena sebagai sesuatu yang rasional, general, dan empiris, maka menggunakan statistik untuk proses pengolahan datanya.
- penelitian kualitatif landasan filosofis konstruksionisme ( realitas dunia social bukan suatu yang alami, tetapi hasil dari konstruksi ) , fenomenologi ( fenomena social sebagai obyek penelitian dilihat sebagaimana adanya ) dan hermeneutic (fenomena social dilihat dari sisi maknanya ).
Implikasi
dari jenis penelitian yang akan digunakan adalah pada metode penelitian. Untuk
menentukan metode penelitian yang akan digunakan maka perlu mempertimbangkan
beberapa hal sebagai berikut :
- tipe pertanyaan penelitiannya.
- kontrol yang dimiliki peneliti terhadap peristiwa perilaku yang akan ditelitinya.
- fokus terhadap fenomena penelitiannya (fenomena kontemporer ataukah fenomena histories).
b.
metode penelitian kuantitatif
Penggunaan metode
kuantitatif dasar filsafatnya positivistic pada metode ini, maka tidak bisa melepaskan diri dari aspek-aspek; rasionalitas, generalisasi,
empirisme dan penggunaan statistik untuk proses pengolahan datanya. Metode ini
menggali data dan menganalisanya dengan menggunakan angka-angka sebagai kode
maupun ukuran. Angka berguna untuk menyederhanakan fenomena-fenomena di
lapangan dan mempermudah interpretasi data yang ada. Beberapa bentuk penelitian
bisa dipolakan seperti ini, jika berorientasi sebagai berikut:
1. Penelitian eksploratif
(penjajagan) ; merupakan bentuk penelitian yang dilakukan dalam rangka untuk
mengungkap fenomena yang menarik dan penting tetapi belum terungkap atau minim
penelitian – penelitian sebelumnya.
2.
Deskriptif; penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data di
lapangan, data yang ada dikategorisasikan pada kategori-kategori tertentu,
kategori tersebut diberi angka sebagai kode. Temuan-temuan yang ada maka bisa
dikuantifikasikan.
3. Penelitian penjelasan
(eksplanatif) , penelitian yang berusaha menjelaskan fenomena yang ada dengan
cara mencari hubungan kausalitas, perbedaan ataupun perbandingan. Kemudian
disusun suatu hipotesis untuk diuji dilapangan. Penelitian ini bedanya dengan
di atas pada sifatnya dan teknik analisanya.
4.
Penelitian evaluatif; merupakan jenis penelitian yang mengevaluasi suatu
program dengan cara melihat dan meneliti pelaksanaan program (evaluasi
formatif) dan mengukur hasil dari program atau tingkat pencapaian suatu
program.
5. Penelitian prediksi; penelitian
yang dilakukan untuk memprediksi suatu fenomena yang terjadi di masa yang akan
datang, sehingga hasil penelitian bisa untuk mengantisipasi sejak dini suatu
persoalan.
6. Penelitian operasional; penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan variabel-variabel tertentu dari suatu program yang
dianggap ada persoalan. Penelitian ini untuk meminimalisasi hambatan-hambatan
suatu program sehingga program bisa berhasil (Singarimbun, 1989 : 4 – 6).
b. Metode Penelitian Kualitatif
1. Metode Etnografi
Metode
etnografi merupakan salah satu metode penelitian kualitatif yang lebih banyak
terkait dengan Antropologi, yang mempelajari peristiwa budaya, yang menyajikan
pandangan hidup subyek yang menjadi obyek penelitian. Metode ini telah
dikembangkan menjadi metode ilmu-ilmu social yang menggunakan landasan
phenomenolgi. Etnografi merupakan salah satu diskripsi tentang cara mereka
berpikir, hidup dan berperilaku.[1]
2. Thieck Discription
Metode
ini diperkenalkan oleh Cliffod Geertz, dimana dalam metode ini menekankan upaya
mencari makna, bukan mencari hukum dan berupaya memahami bukan mecari teori
atas fenomena budaya dalam masyarakat. Dengan metode ini Geertz berusaha
menolak ethnoscientific model Levis – Strauss. Karena keduanya dianggap tidak
menggambarkan kehidupan melainkan mengubah yang hidup menjadi suatu system yang
formal. Karena budaya menurut Geertz, merupakan fenomena hermeneutic yang
memerlukan pemaknaan, bukan memerlukan penjelasan sebab akibat (kausal). Lebih
lanjut Geertz menjelaskan bahwa tidak ada social facts yang menunggu observasi
kita. Yang ada adalah kesiapan peneliti untuk memberi makna atas observasinya.
3. Grounded Research
Metode ini merupakan suatu metode
berupaya membangun teori berdasarkan data-data dari lapangan atau data empiri
yang diperoleh secara sistematis. Metode ini pertama kali dikemukakan oleh
Glaser dan Strauss. Hal yang mendasar menurut metode ini adalah peran bagaimana
proses ditemukannya teori merupakan hal yang terpenting.[2]
Metode ini mengkritik tentang tugas ilmu pengetahuan yang hanya mengadakan
verifikasi. Karena dengan model verifikasi teori terjadi penipisan temuan
teori-teori baru. Menurut Glaser dan Strauss dengan tugas verifikasi maka
ilmuwan-ilmuwan kemudian hanyalah bertugas membuktikan parsial dari
teori-teorinya orang-orang besar seperti Weber, Parsons dan lain sebagainya.
4. Life History
Metode ini banyak dipakai dalam
beberapa ilmu social, di dalam psikiologi metode ini disebut sebagai metode
personal dokumen, sedang dalam penelitian sosiologi disebut sebagai human
dokumen. Untuk istilah life history dipakai dalam ilmu antropologi. Metode ini
merupakan suatu metode penelitian kualitatif dengan cara mengumpulkan data
pengalaman individu berupa keterangan mengenai apa yang dialami oleh
individu-individu tertentu sebagai warga dari suatu masyarakat yang menjadi
obyek penelitian.[3]
5. Studi kasus
metode ini meneliti fenomena
kontemporer dalam konteks kehidupan nyata. Pertanyaan penelitiaannya “how” dan
“why” dan penelitian hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol
peristiwa-peristiwa yang diteliti.[4]
6. Studi pustaka
penlitian ini dilakukan dengan
memanfaatkan sumber kepustakaan untuk memperoleh data penelitiannya, sehingga
kegiatannya hanya pada bahan-bahan koleksi perpustakaan saja tanpa memerlukan
riset lapangan.
Metode ini dilakukan dengan
mempertimbangkan sebagai berikut ;
1. persoalan penelitiannya hanya bisa
dijawablewat penelitian pustaka dan sebaliknya tidak mungkin mengharapkan
datanya dari riset lapangan.
2. studi pustaka diperlukan sebagai
salah satu tahap tersendiri, yaitu studi pendahuluan untuk memahami lebih dalam
gejala baru yang tengah berkembang di lapangan atau dalam masyarakat.
3. data pustaka tetap andal untuk
menjawab persoalan penelitian.[5]
7. Studi tokoh :
metode
penelitian ini dilakukan untuk mencapai suatu pemahaman tentang ketokohan
seseorang individu dalam suatu komunitas tertentu, melalui
pandangan-pandangannya yang mencerminkan pandangan warga dalam komunitasnya.
Tujuan
studi tokoh :
1. memperoleh gambaran tentang
persepsi, motivasi, aspirasi, dan ambisi sang
tokoh tentang bidang yang digelutinya.
2. memperoleh gambaran tentang teknik
dan strategi yang digunakannya dalam melaksanakan bidang yang digelutinya.
3. memperoleh gambaran tentang
bentuk-bentuk keberhasilan sang tokoh terkait dengan bidang yang digelutinya.
4. mengambil hikmah dari keberhasilan
sang tokoh.
[1] Noeng Muhajir, Metode Penelitian
Kualitatif , edisi IV, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 129.
[2] Ibid, hal. 120- 121.
[3] Koentjaraningrat, Metode Penggunaan Data
Pengalaman Individu, dalam Metode-metode Penelitian Masyarakat, Edisi III, PT.
Gramedia Pustaka, Jakarta, 1997, hal. 158.
[4] Robert
K. Yin , Studi Kasus ( Desain dan Metode ), Rajawali Pers, Jakarta, 2003, hlm.
1-2.
[5] Mestika
Zed, Metode Penelitian kepustakaan, Yayasan Obor, Jakarta, 2004, hlm. 1-3.
0 comments:
Post a Comment