BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika menurut Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (2003:6) merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak
dan dibangun melalui melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu
konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga
keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.
Dalam pembelajaran matematika agar mudah dimengerti
oleh siswa, proses penalaran induktif dapat dilakukan pada awal pembelajaran
dan kemudian dilanjutkan dengan proses penalaran deduktif untuk menguatkan
pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa.
Pengajaran menurut Rohani (2004:4) merupakan
perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar.
Pengajaran matematika akan bisa disebut berjalan dan berhasil dengan baik,
manakala ia mampu mengubah diri peserta didik selama ia terlibat di dalam
proses pengajaran itu, dan dapat dirasakan manfaatnya secara langsung.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan
mudah dari berbagai sumber dan tempat di dunia. Selain perkembangan yang pesat,
perubahan juga terjadi dengan cepat. Karenanya diperlukan kemampuan untuk
memperoleh, dan mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan pada
keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.
Kemampuan ini membutuhkan pemikiran, antara lain
berpikir sistematis, logis, kritis yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran
matematika, agar siswa dapat berpikir secara sistematis, logis, berpikir
abstrak, menggunakan matematika dalam pemecahan masalah, serta melakukan
komunikasi dengan menggunakan simbol, tabel, grafik dan diagram yang
dikembangkan melalui pembelajaran yang dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan.
Pembelajaran matematika memerlukan media yang
sesuai, karena menurut Mulyasa (2005a:47) suatu faktor yang menyebabkan
rendahnya kualitas pembelajaran antara lain belum dimanfaatkannya sumber
belajar secara maksimal, baik oleh guru maupun oleh peserta didik. Menurut
Djamarah (2002:136) bahan ajar merupakan wahana penyalur informasi belajar.
Menurut Suharta (2001:1) dalam pembelajaran
matematika selama ini, dunia nyata hanya dijadikan tempat mengaplikasikan
konsep. Siswa mengalami kesulitan belajar matematika di kelas. Akibatnya, siswa
kurang menghayati atau memahami konsep-konsep matematika, dan siswa mengalami
kesulitan untuk mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran matematika di kelas ditekankan pada keterkaitan antara konsep-konsep
matematika dengan pengalaman anak sehari-hari. Selain itu, perlu menerapkan
kembali konsep matematika yang telah dimiliki anak pada kehidupan sehari-hari
atau pada bidang lain sangat penting dilakukan.
Oleh karena itu peneliti mengajukan penelitian dengan
judul Peningkatan Prestasi Belajar Bangun Ruang Melalui Penggunaan Media Benda
Asli Siswa Kelas IX SMP Al Muslim Waru Sidoarjo.
B. Perumusan Masalah
Permasalahan mendasar dalam penelitian ini adalah
sebagian besar siswa kelas IX SMP Al Muslim Waru Sidoarjo kurang memahami
konsep bangun ruang.
Bertitik tolak dari uraian di atas, maka dirumuskan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
Apakah penggunaan media benda asli dapat
meningkatkan prestasi belajar bangun ruang siswa kelas IX SMP Al Muslim Waru
Sidoarjo?
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui apakah penggunaan media benda asli
dapat meningkatkan prestasi belajar bangun ruang siswa kelas IX SMP Al Muslim
Waru Sidoarjo.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai masukan untuk meningkatkan proses pembelajaran pada materi bangun ruang
kelas IX SMP Al Muslim Waru Sidoarjo
b. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat
dijadikan acuan dalam melakukan penelitian yang sejenis.
c. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat
dijadikan acuan dalam membuat kebijakan tentang peningkatan kualitas
pembelajaran di sekolah, melalui pelatihan bagi guru tentang media pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
d. Bagi siswa, penelitian ini bermanfaat untuk
meningkatkan keaktifan dalam proses pembelajaran dengan mempergunakan media
pembelajaran benda asli, karena suasana pembelajaran menyenangkan, motivasi
belajar siswa meningkat, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan prestasi
belajar siswa.
E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah hanya pada
materi matematika pada konsep bangun ruang. Materi tersebut merupakan materi
pada mata pelajaran matematika Kelas IX semester gasal pada kurikulum 2004
(Kurikulum Berbasis Kompetensi).
Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas
yang dilaksanakan sebanyak 3 siklus, di mana pada setiap siklusnya terdiri dari
4 tahapan , yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan
(observing), dan refleksi (reflecting)
F. Definisi Operasional
Pada penelitian ini definisi operasionalnya adalah:
a. Prestasi belajar bangun ruang adalah hasil yang
dicapai seseorang di dalam proses belajar mengajar pada materi bangun ruang
setelah diadakan evaluasi
b. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi.
c. Media benda asli adalah benda yang sebenarnya
yang dapat diamati secara langsung oleh panca indera dengan cara melihat,
mengamati, dan memegangnya secara langsung tanpa melalui alat bantu.
"Untuk lebih jelas dan komplit dari contoh PTK Matematika diatas,silahkan bisa didownload di
0 comments:
Post a Comment