Saturday, March 3, 2012


Warga Kaliwungu Gelar Haul Wali Musyafak dan Mbah Ru'yat ( Dikutib dari NU Online)
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Ta'mir masjid Al Muttaqin Kaliwungu Kendal tahun ini menggelar peringatan haul Wali Musyafak dan Mbah Ru'yat yang merupakan tokoh penting sekaligus ulama dan wali dalam sejarah di Kaliwungu.

Haul diikuti ribuan masyarakat dan santri yang ada di Kaliwungu. Bahkan, lembaga pendidikan maarif yang berada di bawah naungan NU diliburkan agar seluruh siswa dapat turut mengikuti haul yang diadakan hari Senin (14/3) lalu  bertempat di dalam dan di luar masjid besar Kaliwungu.

Peringatan haul tersebut adalah tradisi keagamaan yang begitu mengakar di Kaliwungu mengingat kaliwungu merupakan basis NU dan pesantren yang besar. Oleh karenanya, peringatan haul wali maupun ulama selalu diikuti seluruh masyarakat dengan antusias. Antusiasme masyarakat akan terlihat ketika masyarakat, utamanya ibu-ibu para aktivis desa bergotong royong dalam menyediakan konsumsi bagi masyarakat dan santri yang mengikuti haul, suasana guyup begitu terasa.

Peringatan haul diisi dengan pembacaan barzanji dan tahlil, serta diisi pula dengan tausiyah dari KH Hafidhin Ahmad Dum (salah satu ulama Kaliwungu) yang membahas tentang sejarah Wali Musyafak dan Mbah Ru'yat. Selain membahas kedua tokoh tersebut, beliau juga menyampaikan tentang manfaat haul itu sendiri.

"Wali dan ulama merupakan orang yang dekat dengan Allah, maka dengan mendoakan mereka, kita juga termasuk orang yang dekat dengan Allah,"‌ katanya.

Wali Musyafak sendiri merupakan wali yang makamnya ramai dikunjungi para peziarah hingga saat ini. Kaliwungu menyimpan banyak kisah kewalian Kyai Musyafak, terutama ketika masa penjajahan Jepang. Di suatu kisah diceritakan, pada tahun 1940, Wali Musyafak menggali tanah yang begitu dalam, masyarakat terheran-heran dan mengira tanah itu akan digunakannya untuk membuat sumur. Namun selang beberapa saat, tiba-tiba saja pasukan penjajah dari Jepang menyerbu Kaliwungu, dan lubang tanah yang digali Wali Musyafak itu pun menjadi tempat persembunyian masyarakat yang ada di sekitar rumahnya.

Sementara Mbah Ru'yat juga merupakan wali yang sangat kharismatik dan begitu disegani masyarakat Kaliwungu, nasab Mbah Ru'yat sampai pada Jaka Tarub, leluhur dari raja-raja kesultanan Mataram. Kontribusi besar yang diberikan Mbah Ru'yat untuk masyarakat Kaliwungu adalah berdirinya Pondok Pesantren Putri Pertama Kali di Kaliwungu, yakni Aribatul Islami. Waktu itu, Mbah Ru'yat menginginkan ada kesetaraan hak baik laki-laki maupun perempuan dalam ngangsu kaweruh di pondok pesantren.

Kedua wali Kaliwungu, Mbah Ru'yat dan Wali Musyafak merupakan tokoh yang memberikan sumbangsih yang begitu banyak dalam sejarah di Kaliwungu, terutama di terkait perkembangan Islam ala Ahlussunah wal Jamaah dan pondok pesantren.

0 comments:

Post a Comment