Monday, October 17, 2011

Bentuk Karakter Bangsa dengan Falsafah Wayang


Bentuk Karakter Bangsa dengan Falsafah Wayang

image
FALSAFAH wayang, dalam implementasinya dalam kehidupan berperan penting dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab, dalam seni wayang terdapat kearifan lokal yang bermanfaat untuk membangun karakter dan jatidiri bangsa Indonesia melalui watak tokoh dalam wayang.
Untuk bisa menjadi sumber referensi kehidupan bernegara, dibutuhkan payung hukum dan pengakuan nasional dalam bentuk undang-undang.
"Untuk di daerah bisa meneguhkan dalam bentuk perda sebagai bentuk komitmen dari penerintah dan masyarakat terhadap falsafah wayang sebagai pegangan berbangsa," kata Ketua Dewan Kesenian jawa Tengah Dr Bambang Sadono SH Mh dalam seminar "Membangun Nusantara dengan Filsafat Wayang" hasil kerjasama Budi Santoso Foundation (BSF) dengan Djarum Bakti Budaya, di Gedung Museum Ranggawarsita, Rabu (28/9).
Bambang memandang, kearifan lokal sebagai unsur yang dominan yang mewakili empat pilar dalam kehidupan bernegara yaitu, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. "Seni pewayangan bukan hanya tontonan tapi juga tuntunan yang mengarah pada pembangunan nusantara yang berkarakter," tandas Wakil Ketua DP{RD Jateng ini.
Cerita lakon wayang, tutur Bambang, merupakan pralambang kehidupan manusia, bagaimana seharusnya bertindak dan hidup bernegara. "Demikian juga dengan pemimpinnya. Lakon wayang bisa dijadikan acuan untuk memimpin atau membuat kebijakan," ujar dia dalam seminar yang dimoderatori oleh mantan Rektor Undip Prof Dr Eko Budihardjo ini.
Dosen Fakultas Filsafat UGM Prof Dr Joko Siswanto mengutarakan, sifat adiluhung dan edipeni dalam wayang tidak hanya diakui oleh nasional, bahkan masyarakat internasionak melalui Unesco telah menetapkan wayang sebagai warisan dunia. "Ini bukti pengakuan dunia internasional pada kandungan ajaran dalam wayang," tandas Prof Joko.
Filsafat wayang, lanjutnya, dapat dilhat dari aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi.  Prof Eko Budihardjo dalam kesimpulannya menambahkan, dengan diakuinya wayang sebagai warisan dunia, bukti filsafat wayang dijadikan ajuan dalam kehidupan warga dunia. "Yang menjadi persoalan, kenapa kita sebagai negara asal wayang justru meninggalkan kearifan lokal dalam wayang," kata Prof Eko.
Ia memprihatinkan tidak adanya perhatian untuk mempertahankan keberadaan wayang sebagai jatdiri bangsa. "Jangan sampai ada kejadian kebudayaan Indonesia diakui oleh negara lain," tandasnya.
(Krisnadji Satriawan/CN26) 

Related Posts:

  • Metode Pembelajaran Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi/rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk men-capai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa… Read More
  • Hidup Sehat dan Awet Muda Dengan Tauge Hidup Sehat dan Awet Muda Dengan Tauge Kecambah atau tauge sering dipandang sebelah mata, padahal memiliki banyak khasiat yang membuat Anda menjadi hidup lebih sehat dan awet muda. Pemanfaatan kecambah dalam kesehatan … Read More
  • Pengembangan Pengelolaan Pembelajaran Matematika Berbasis ATI Pengelolaan pembelajaran matematika berbasis ATI ditujukan untuk mengembangkan dan menciptakan pembelajaran yang peduli dan memperhatikan keterkaitan antara kemampuan awal (aptitude) siswa dengan tindakan pembelajaran (t… Read More
  • MACAM - MACAM MIKROSKOP Macam-macam Mikroskop A. Mikroskop Cahaya         Mikroskop cahaya: ”Memiliki dua jenis lensa yaitu obyektif dan okuler, sistem kerjanya dibantu dengan cara pantulan cahay… Read More
  • Struktur dan Fungsi Organ Pernapasan Struktur dan Fungsi Organ Pernapasan a.   Pengertian Pernapasan Oksigen sangat penting bagi tubuh.  Seluruh aktifitas yang dilakukan oleh sel-sel di dalam tubuh memerlukan oksigen, sehingga suplai oksig… Read More

0 comments:

Post a Comment