Monday, April 22, 2013

SATUAN BAKU DAN SATUAN TIDAK BAKU



Pada tulisan kali ini, kita akan membahasa tentang salah satu topik yang berhubungan dengan satuan. Dalam Fisika, dikenal dua jenis satuan, yakni satuan baku dan satuan tidak baku. Pernahkah anda mengisi ember dengan air sampai penuh? Misalnya, untuk mengisi ember sampai penuh diperlukan air sebanyak 10 gayung. Andaikan, gayung yang anda gunakan di awal kita ganti dengan gayung yang berukuran lebih kecil atau lebih besar. Coba anda ulangi pengisian ember tersebut. Samakah jumlah satuan gayung yang anda peroleh? Begitupula ketika kita hendak mengukur tinggi badan dengan menggunakan jengkal. Ukuran jengkal kita dan jengkal orang lain belum tentu sama.


Dari ilustrasi di atas, sebenarnya satuan seperti gayung, depa, hasta, dan jengkal disebut satuan tidak baku karena hanya berlaku setempat dan hasil pengukuran yang diperoleh tidak selalu sama. Sampai saat ini, satuan tidak baku masih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya di daerah Jawa Tengah ialah Ruh. Ruh adalah satuan untuk luas tanah. 1 ruh setara dengan 12 meter persegi, untuk di daerah Jawa Barat ialah tumbak. Tumbak adalah satuan untuk luas tanah. 1 tumbak setara dengan 14 meter persegi.

Selain satuan-satuan tidak baku tersebut, dapat pula digunakan satuan tidak baku untuk massa seperti menggunakan kelereng, dan satuan tidak baku untuk waktu seperti jam pasir dan jam matahari. Jam matahari adalah jam yang dibuat dengan sebuah lempeng jam matahari, bayangan tongkat akan berubah posisinya ketika matahari terbit atau ketika posisi matahari tepat di atas kepala. Posisi bayangan inilah yang berfungsi sebagai penanda waktu, tongkat yang memberi bayangan disebut dengan gnomon.

Sama halnya juga dengan jam pasir, alat yang juga digunakan sebagai penanda waktu. Cara kerja dari jam ini adalah dengan membalik sedemikian rupa sehingga semua pasir berada di pertangahan atas. Pasir tersebut akan memerlukan waktu 30 menit untuk mengalir ke dasar. Selain itu terdapat pula jam tetes air (clepsydras) yang digunakan di negeri Arab, mulai kira-kira 1.400 SM. Pada jam tetes air, waktu diukur berdasarkan berapa lama waktu yang dipakai untuk mengalirkan air keluar dari suatu tempat melalui sebuah lubang.

Untuk itu, sangat penting dikembangkan sebuah alat yang bisa menghasilkan satuan baku. Hal ini bertujuan agar siapapun yang menggunakan alat tersebut akan memperoleh hasil yang sama. Untuk mempermudah pengukuran, dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dibutuhkan keseragaman sistem satuan antarnegara yang bersifat baku atau standar. Syarat-syarat satuan baku atau standar harus memenuhi hal-hal berikut:

1. Satuan yang ditetapkan tidak mengalami perubahan oleh pengaruh apapun,
2. Satuan tersebut harus selalu sama di mana pun dan kapan pun,
3. Satuan yang ditetapkan harus mudah ditiru oleh siapa saja yang menggunakannya.

Dari syarat itulah, pada tahun 1975 para ilmuwan di Perancis telah menciptakan suatu standar sistem satuan yang berlaku di seluruh dunia. Sistem satuan baku ini disebut dengan Satuan Internasional (SI). Sistem ini juga dapat dinamakan Sistem Metrik. Sistem metrik ini terbagi menjadi dua, yakni sistem MKS dan sistem CGS. Contoh satuan baku dalam MKS yaitu; meter (m), kilogram (kg), dan sekon (s). Contoh satuan baku dalam CGS, yaitu; centimeter (cm), gram (gr), dan sekon (s). Selain sistem metrik, terdapat pula sistem British atau sistem Inggris, seperti kaki (foot) untuk satuan panjang, pon untuk satuan gaya, dan sekon untuk satuan waktu.

0 comments:

Post a Comment