Pada tulisan kali ini, kita akan membahasa tentang salah satu topik yang
berhubungan dengan satuan. Dalam Fisika, dikenal dua jenis satuan, yakni
satuan baku dan satuan tidak baku. Pernahkah anda mengisi ember dengan air
sampai penuh? Misalnya, untuk mengisi ember sampai penuh diperlukan air
sebanyak 10 gayung. Andaikan, gayung yang anda gunakan di awal kita ganti
dengan gayung yang berukuran lebih kecil atau lebih besar. Coba anda ulangi
pengisian ember tersebut. Samakah jumlah satuan gayung yang anda peroleh?
Begitupula ketika kita hendak mengukur tinggi badan dengan menggunakan jengkal.
Ukuran jengkal kita dan jengkal orang lain belum tentu sama.
Dari ilustrasi di atas, sebenarnya satuan seperti gayung, depa, hasta, dan
jengkal disebut satuan tidak baku karena hanya berlaku setempat dan hasil
pengukuran yang diperoleh tidak selalu sama. Sampai saat ini, satuan tidak baku
masih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya di daerah Jawa Tengah
ialah Ruh. Ruh adalah satuan untuk luas tanah. 1 ruh setara dengan 12 meter
persegi, untuk di daerah Jawa Barat ialah tumbak. Tumbak adalah satuan untuk
luas tanah. 1 tumbak setara dengan 14 meter persegi.
Selain satuan-satuan tidak baku tersebut, dapat pula digunakan satuan tidak
baku untuk massa seperti menggunakan kelereng, dan satuan tidak baku untuk
waktu seperti jam pasir dan jam matahari. Jam matahari adalah jam yang dibuat
dengan sebuah lempeng jam matahari, bayangan tongkat akan berubah posisinya
ketika matahari terbit atau ketika posisi matahari tepat di atas kepala. Posisi
bayangan inilah yang berfungsi sebagai penanda waktu, tongkat yang memberi
bayangan disebut dengan gnomon.
Sama halnya juga dengan jam pasir, alat yang juga digunakan sebagai penanda
waktu. Cara kerja dari jam ini adalah dengan membalik sedemikian rupa sehingga
semua pasir berada di pertangahan atas. Pasir tersebut akan memerlukan waktu 30
menit untuk mengalir ke dasar. Selain itu terdapat pula jam tetes air
(clepsydras) yang digunakan di negeri Arab, mulai kira-kira 1.400 SM. Pada jam
tetes air, waktu diukur berdasarkan berapa lama waktu yang dipakai untuk
mengalirkan air keluar dari suatu tempat melalui sebuah lubang.
Untuk itu, sangat penting dikembangkan sebuah alat yang bisa menghasilkan
satuan baku. Hal ini bertujuan agar siapapun yang menggunakan alat tersebut
akan memperoleh hasil yang sama. Untuk mempermudah pengukuran, dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi dibutuhkan keseragaman sistem satuan antarnegara yang
bersifat baku atau standar. Syarat-syarat satuan baku atau standar harus
memenuhi hal-hal berikut:
1. Satuan yang ditetapkan tidak mengalami perubahan oleh pengaruh apapun,
2. Satuan tersebut harus selalu sama di mana pun dan kapan pun,
3. Satuan yang ditetapkan harus mudah ditiru oleh siapa saja yang
menggunakannya.
Dari syarat itulah, pada tahun 1975 para ilmuwan di Perancis telah
menciptakan suatu standar sistem satuan yang berlaku di seluruh dunia. Sistem
satuan baku ini disebut dengan Satuan Internasional (SI). Sistem ini
juga dapat dinamakan Sistem Metrik. Sistem metrik ini terbagi menjadi
dua, yakni sistem MKS dan sistem CGS. Contoh satuan baku dalam
MKS yaitu; meter (m), kilogram (kg), dan sekon (s). Contoh satuan baku dalam
CGS, yaitu; centimeter (cm), gram (gr), dan sekon (s). Selain sistem metrik,
terdapat pula sistem British atau sistem Inggris, seperti kaki
(foot) untuk satuan panjang, pon untuk satuan gaya, dan sekon untuk satuan
waktu.
0 comments:
Post a Comment